Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Adrian Gunadi, Dari Seorang Bankin ke Buronan Pinjol yang Dipulangkan dari Qatar

29 September 2025   14:51 Diperbarui: 29 September 2025   14:51 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eks CEO fintech lending PT Investree Radhika Jaya (Investree), Adrian Gunadi ditangkap di Doha, Qatar, pada Jumat (26/9/2025). Inilah sosoknya.

Seseorang yang dulu dielu-elukan sebagai "ikon fintech Indonesia", kini pulang ke tanah air disambut dengan borgol di tangan. Adrian Asharyanto Gunadi, mantan bos besar fintech lending Investree, yang ditangkap di Doha, Qatar, dan dipulangkan ke Indonesia pada Jumat, 26 September 2025.

Kabar ini langsung mengguncang publik. Karena statusnya sebagai buronan internasional yang masuk daftar Red Notice Interpol sejak 2024 dan juga karena kisah hidupnya, dari bankir bergengsi, pendiri startup fintech sukses, hingga akhirnya jadi pesakitan hukum.

Mantan bos Investree, Adrian Gunadi, ditangkap di Qatar dan dipulangkan ke Indonesia. Dari bankir sukses kini hadapi proses hukum fintech. - Tiyarman Gulo

Dari Kampus UI ke Dunia Finansial Global

Adrian bukan orang sembarangan. Ia lahir dan besar dengan prestasi akademik mentereng. Tahun 1999, ia lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, jurusan Akuntansi. Tak berhenti di situ, ia melanjutkan studi ke Belanda, tepatnya di Rotterdam School of Management, dan meraih gelar MBA pada 2003.

Bekal pendidikan itu membawanya melanglang buana di dunia perbankan internasional. Ia pernah menjabat Cash and Trade Product Manager di Citibank Indonesia (1998--2002), lalu terbang ke Dubai untuk bergabung dengan Standard Chartered Bank sebagai Product Structuring (2005--2007).

Kariernya terus menanjak. Dari 2009 hingga 2015, Adrian dipercaya sebagai Managing Director Retail Banking di Bank Muamalat Indonesia. Enam tahun di posisi itu membuat namanya harum sebagai salah satu bankir syariah paling berpengaruh di tanah air.

Lahirnya Investree, Harapan Baru Fintech Indonesia

Setelah meninggalkan Bank Muamalat, Adrian memilih jalan baru. Ia mendirikan Investree, sebuah platform peer-to-peer (P2P) lending yang kala itu masih terdengar asing bagi banyak orang.

Investree hadir dengan misi sederhana, mempertemukan peminjam dan pemberi pinjaman secara digital, cepat, dan transparan. Di bawah kepemimpinan Adrian, Investree tumbuh pesat. Ia dipandang sebagai pionir fintech lending di Indonesia, bahkan jadi inspirasi bagi startup lain di Asia Tenggara.

Investree sempat meraih pendanaan besar, termasuk seri D senilai USD 231 juta (sekitar Rp3,7 triliun) yang dipimpin JTA International Holdings. Bagi ekosistem startup, itu pencapaian luar biasa.

Bisa dibilang, di masa itu Adrian adalah sosok visioner. Banyak yang melihatnya sebagai wajah masa depan industri keuangan digital.

Masalah Muncul, Tingkat Gagal Bayar Melonjak

Namun, kilau itu tak bertahan lama. Awal 2024, Investree dilanda badai besar. Tingkat wanprestasi (TWP90) melonjak ke angka 16,44%, jauh di atas ambang batas OJK sebesar 5%. Artinya, banyak peminjam macet dan gagal bayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun