Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Tragedi Pacitan, Ketika Cinta, Amarah dan Dendam Berujung Maut!

26 September 2025   12:43 Diperbarui: 26 September 2025   12:43 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampang Wawan pelaku pembunuhan satu keluarga mantan istri Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jatim (Tribunnews.com)

Pacitan yang biasanya dikenal dengan pantai indah, goa eksotis, dan suasana damai di ujung barat daya Jawa Timur, mendadak jadi sorotan nasional. Bukan karena wisata baru, bukan pula karena festival budaya. Melainkan sebuah tragedi berdarah yang mengguncang hati banyak orang. Nama Wawan, seorang pria asal Desa Kanyen, Kecamatan Kebonagung, seketika jadi buah bibir. Bukan karena prestasi, tapi karena ia tega menghabisi nyawa mantan keluarga istrinya dengan cara keji.

Dan kini, ironi itu lengkap. Setelah sempat buron beberapa hari, Wawan ditemukan dalam kondisi mengenaskan, jasadnya membusuk di tengah hutan Desa Temon. Misteri pun seolah ditutup dengan keheningan. Tapi kisah ini bukan sekadar kabar kriminal. Ia menyimpan pelajaran pahit tentang bagaimana cinta yang ditolak, amarah yang tak terkelola, dan dendam yang dipelihara bisa menjelma menjadi malapetaka.

Tragedi Pacitan, Wawan bunuh keluarga mantan istri, lalu ditemukan tewas membusuk di hutan. Kasus ini tinggalkan trauma dan pelajaran sosial mendalam. - Tiyarman Gulo

Sekilas Tentang Pacitan, Damai yang Tercederai

Pacitan biasanya lekat dengan sebutan "Kota 1001 Goa". Wilayahnya indah, masyarakatnya dikenal ramah. Tapi siapa sangka, di balik ketenangan itu, sebuah tragedi keluarga bisa mencabik rasa aman warganya. Desa Temon di Kecamatan Arjosari, yang sebelumnya hanyalah kampung biasa dengan kehidupan sederhana, kini dikenal sebagai lokasi salah satu kasus kriminal paling mengerikan di Jawa Timur tahun 2025.

Orang Pacitan masih terbiasa saling sapa, masih ada budaya "guyub rukun". Justru itu yang bikin banyak orang tak habis pikir, bagaimana bisa seorang warga mereka, Wawan, nekat melakukan aksi segila itu?

Kronologi, Dari Penolakan Jadi Tragedi

Semua bermula dari cinta yang tak kembali. Pada Jumat, 19 September 2025, Wawan mendatangi rumah mantan istrinya, Miswati. Ia ingin mengajak balikan. Namun niat itu ditolak mentah-mentah oleh keluarga Miswati. Konon, sang mantan mertua berkata dalam bahasa Jawa, "Hla arep balen piye, wes oleh jodoh" (mau balikan bagaimana, Miswati sudah dapat pasangan).

Bagi sebagian orang, itu hanyalah kalimat biasa. Tapi bagi Wawan, kata-kata itu bagai cambuk yang membakar harga dirinya. Esok malam, Sabtu 20 September 2025, Wawan kembali ke rumah itu. Kali ini bukan dengan niat baik, melainkan membawa senjata tajam dan dendam menggelegak.

Malam Berdarah

Korban pertama, Eky, mantan iparnya, yang sedang mencoba menyalakan listrik rumah setelah aliran padam. Ia langsung disabet senjata tajam.

Korban kedua, Timi, mantan mertuanya, mencoba menolong sambil berteriak. Ia pun ditebas di bagian leher hingga tewas di lokasi.

Korban berikutnya, Miskun, mantan mertua laki-laki, ikut jadi sasaran amuk.

Korban selanjutnya, Arga, keponakan kecil yang masih berusia 10 tahun, ikut jadi target.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun