Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Jejak Google dalam Skandal Laptop Triliunan Nadiem Makarim

3 Juli 2025   23:00 Diperbarui: 2 Juli 2025   17:01 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto Copyright (c) 2016 TEMPO.CO 

Mimpi di mana setiap anak di pelosok negeri, dari Sabang sampai Merauke, memegang sebuah laptop ramping di tangan mereka. Sebuah jendela baru menuju dunia pengetahuan yang tak terbatas, menipiskan jurang digital yang selama ini memisahkan mereka dari anak-anak di kota besar.

Mimpi itulah yang coba diwujudkan melalui proyek pengadaan laptop Chromebook oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) periode 2019-2022. Sebuah proyek raksasa dengan anggaran fantastis Rp 9,9 triliun.

Namun kini, mimpi indah itu seolah berubah menjadi sebuah skenario film thriller investigasi. Alih-alih cerita sukses pendidikan, yang kita dapatkan adalah panggilan pemeriksaan, status cegah ke luar negeri, dan dugaan korupsi yang kini sedang dibongkar oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).

Dan pada Rabu pagi, 2 Juli 2025, sebuah babak baru yang sangat signifikan dimulai. Seorang pria bernama Ganis Samoedra Murharyono, yang jabatannya tertulis sebagai Strategic Partner Manager ChromeOS Indonesia, atau lebih sederhana, seorang petinggi marketing dari Google Indonesia, terlihat berjalan memasuki Gedung Bundar Kejaksaan Agung untuk diperiksa sebagai saksi.

Kehadiran raksasa teknologi global di pusaran skandal ini menjadi sinyal bahwa kasus ini jauh lebih kompleks dan dalam dari yang terlihat di permukaan.

Kejagung usut korupsi laptop triliunan Kemendikbud. Staf Google diperiksa terkait perubahan spek ke Chromebook. Lingkaran dalam Nadiem kini dicekal. - Tiyarman Gulo

Dinding Senyap Google dan Aliran Pemeriksaan yang Deras

Seperti perusahaan global lainnya yang terseret dalam penyelidikan hukum, Google memasang "dinding senyap" yang rapi. Dalam pernyataan resminya, mereka berkata, "Meskipun kami tidak dapat mengomentari penyelidikan yang sedang berlangsung, kami berkomitmen untuk mematuhi hukum yang berlaku, termasuk di Indonesia."

Sebuah jawaban standar yang bisa ditebak. Namun di balik dinding korporat itu, aliran pemeriksaan oleh penyidik Kejagung justru mengalir semakin deras. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, mengonfirmasi bahwa selain Ganis, ada enam saksi lain yang diperiksa pada hari yang sama. Total, sudah ada sekitar 40 orang saksi yang dimintai keterangan.

Pemeriksaan ini bukan lagi sekadar formalitas. Ini adalah upaya membongkar sebuah dugaan persekongkolan yang terstruktur.

Mengapa Tiba-Tiba Harus Chromebook?

Inilah jantung dari seluruh dugaan korupsi ini. Menurut Kejagung, ada sesuatu yang sangat "janggal" dalam proses penentuan spesifikasi laptop yang akan dibeli dengan uang rakyat triliunan rupiah itu.

Skenario A (April 2020) Berbasis Logika Lapangan

Pada April 2020, sebuah tim teknis Kemendikbudristek membuat kajian. Hasilnya sangat logis: laptop yang dibutuhkan adalah yang menggunakan sistem operasi Windows.

  • Alasannya? Kondisi geografis dan infrastruktur Indonesia. Jaringan internet kita belum merata. Banyak sekolah di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) punya koneksi yang sangat terbatas, bahkan tidak ada sama sekali. Laptop Windows bisa berfungsi optimal secara offline untuk mengetik, menghitung, atau menjalankan berbagai program.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Hukum Selengkapnya
    Lihat Hukum Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun