Lyfe - Â Sebuah sore di bulan Ramadan. Matahari perlahan tenggelam, jalanan mulai dipadati oleh masyarakat yang bergegas mencari takjil.Â
Di pasar, di pinggir jalan, hingga di media sosial, istilah War Takjil menggema. Bukan perang dalam arti sebenarnya, ya, lebih kepada semangat berburu makanan berbuka puasa dengan antusiasme tinggi.Â
Fenomena ini telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia yang mencerminkan keragaman kuliner, kebersamaan, dan toleransi antarumat beragama.
War Takjil adalah fenomena perburuan takjil selama Ramadan yang mencerminkan kebersamaan, toleransi, dan dampak ekonomi, serta dipopulerkan melalui media sosial. - Tiyarman Gulo
Apa Itu War Takjil?
War Takjil adalah istilah populer yang menggambarkan perburuan makanan ringan atau minuman untuk berbuka puasa. Kata "war" yang berarti "perang" digunakan secara kiasan untuk menunjukkan semangat dan keseruan dalam mencari takjil terbaik.Â
Tidak hanya umat Muslim, fenomena ini juga melibatkan banyak kalangan, termasuk mereka yang tidak menjalankan puasa, baik sebagai pembeli maupun penjual.
Fenomena ini semakin populer seiring dengan berkembangnya media sosial. Orang-orang mulai membagikan pengalaman mereka dalam berburu takjil, mulai dari antre di lokasi favorit hingga menemukan menu-menu unik yang hanya tersedia selama Ramadan.Â
War Takjil juga sering kali menjadi ajang silaturahmi, di mana orang-orang berjumpa dengan teman lama atau bahkan bertemu kenalan baru di tengah kesibukan berburu makanan berbuka.
Asal Usul Takjil
Secara etimologis, "takjil" berasal dari bahasa Arab "ta'jil" yang berarti "menyegerakan", merujuk pada anjuran untuk segera berbuka puasa saat waktu maghrib tiba.Â
Namun, dalam perkembangan bahasa di Indonesia, istilah ini mengalami pergeseran makna menjadi makanan atau minuman yang dikonsumsi untuk berbuka puasa.Â
Perubahan ini mencerminkan dinamika bahasa dan bagaimana budaya lokal mengadaptasi istilah asing.
Seiring dengan berjalannya waktu, takjil juga mengalami perkembangan dari segi jenis dan penyajian. Dahulu, takjil identik dengan makanan sederhana seperti kurma dan air putih, sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW.Â