Mohon tunggu...
Titus Roidanto
Titus Roidanto Mohon Tunggu... Dosen - Ngaji Kitab Suci, Ngaji Diri

BERAGAMA HARUS BERAKAL SEHAT

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ojo Gumunan Ojo Kagetan

11 April 2021   06:56 Diperbarui: 11 April 2021   09:45 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

SABDA NYUNAR "A lot of Christians wear crosses around their necks. Do they think when Jesus comes back He ever wants to see the bloody cross?" Bill Hicks.  Hari ini Minggu II dalam Masa Raya Paska. Masa Raya Paska sepanjang tujuh pekan. Bandingkan dengan Masa Raya Natal yang berlangsung hanya dua pekan. Hal ini menunjukkan bahwa Paska sangat penting dalam iman Kristen. Bacaan Injil dari Yohanes 20:19-31. Dalam Injil dinarasikan Yesus-Paska menampakkan diri kepada murid-murid-Nya yang berkumpul dalam suatu tempat yang pintu-pintunya terkunci. Mereka mengunci pintu karena takut kepada para penguasa Yahudi. Tomas tidak bersama dengan murid-murid Yesus yang dijumpai oleh Yesus-Paska. Tomas yang mendapat kabar perjumpaan Yesus-Paska dengan murid-murid-Nya tak percaya sebelum ia mencucukkan jarinya ke dalam lubang bekas paku di tangan dan lubang bekas tombak di lambung Yesus-Paska. Tantangan Tomas ini diterima oleh Yesus-Paska dan menyila Tomas mencucukkan jarinya dalam perjumpaan berikutnya. Dalam narasi tidak dituliskan apakah Tomas mencucukkan jarinya atau tidak selain berucap, "Ya Tuhanku dan Allahku!" (dengan tanda fentung). Sayangnya atau sialnya atau celakanya tulisan atau teks tidak berbunyi sehingga tidak terasa intonasi atau emosi penutur. Ucapan Tomas kemudian ditafsirkan sebagai pengakuan iman Tomas bahwa Yesus adalah Tuhan sekaligus Allah, banyak kalangan teolog-teolog atau denominasi bependapat demikian, apalagi hal ini dikaitkan kepentingan untuk menjadi ayat perisai dari serangan non kristiani yang menolak KETUHANAN YESUS. Tapi bila didalami ada kemungkinan  tafsir berbeda, tafsir dari sudut pandang laen. Tomas adalah orang Yahudi sehingga tak mungkin ia menyebut Yesus Allah dalam artian Zat. Bolehlah kiranya menafsir Tomas seperti orang Indonesia yang kaget pada kejadian kejap, misal anaknya terjatuh, kemudian spontan menyebut "Ya oloh ya robi!". Bahkan ketika tiba-tiba kita berjumpa dengan teman lama, teman kita langsung berteriak ke arah kita, "Ya oloh!" Apakah anak yang terjatuh itu Allah dan Tuhan?  Apakah kita dianggap Allah oleh teman-temannya kita? Setidaknya tafsir tsb didukung oleh tanggapan Yesus kepada Tomas, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Kalo kata - kata Thomas  tsb sebuah pengakuan iman yang pendek bahwa Yesus adalah Tuhan, sekiranya Yesus Tuhan tak akan berkata  "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Seakan Yesus Tuhan, mengingatkan Thomas agar tidak kagetan (ora kagetan), Ora gumunan (tidak mudah terheran - heran), karena apa? karena hal ini sudah dikatakan atau dinubuatkan Yesus Tuhan beberapa kali sebelum kematianNya. Seakan Yesus Tuhan malah menegur Thomas, "ora usah kagetan, ora usah gumunan, (Janganlah mudah kaget,  Janganlah mudah terheran - heran), seharusnya kamu percaya tanpa harus membuktikan. Injil Yohanes berbeda dari ketiga Injil lainnya (Matius, Markus, dan Lukas). Ketiga Injil disebut Injil sinoptis, karena ada kemiripan. Injil Yohanes ditulis paling akhir yang sama sekali berbeda dari Injil sinoptis, karena terlalu banyak refleksi penulis Injil. Meski Injil Yohanes dinilai banyak refleksi dari penulis Injil justru kita dapat menilik ada jejak atau petunjuk pertempuran teologi antara jemaat Kristen purba (diperkirakan Komunitas Yohanes), para pemuka agama Yahudi, dan para pengikut Gnostik. Satu sisi Komunitas Yohanes ditekan dan dianiaya oleh para pemuka agama Yahudi, sisi yang lain mereka dirongrong dari dalam oleh para pengikut Gnostik. Dalam Jumat Agung bisa diliat  mengenai penolakan kaum Gnostik atas kematian Yesus. Bagi kaum Gnostik, yang sebenarnya tidak bisa berkelit lagi dari fakta keseharian bahwa Yesus mati disalib, Yesus yang mereka sembah adalah Yesus-Surgawi, bukan Yesus-Ragawi. Mereka menolak Yesus-Ragawi, karena menurut mereka yang mati di kayu salib adalah orang yang serupa dengan Yesus. Selain itu hanya Injil Yohanes yang tidak menampilkan sosok Simon dari Kirene, sedang ketiga Injil sinoptik menampilkan. Kaum Gnostik mengembangkan ideologi mereka bahwa yang disalibkan adalah Simon dari Kirene. Kisah kebangkitan Yesus dalam bacaan Injil ini mau menentang pengajaran Gnostik yang menafikan ragawi. Kaum Gnostik bermental sarkofobik, menolak raga, dan memandang raga sebagai penjara jiwa yang harus dilepaskan, jika orang ingin masuk ke dalam keselamatan. Injil Yohanes menolak pandangan Gnostik. Kesaksian pengalaman para murid yang bertemu dan makan-minum bersama Yesus-Paska (Yoh. 21:9-12) mau memberitakan bahwa Yesus bangkit seutuhnya.  Pemberita Injil juga mau menyampaikan harus ada keseimbangan antara rohani dan ragawi seperti yang sudah ditunjukkan oleh karya Yesus yang tidak hanya memberitakan hal rohani, tetapi juga banyak berkarya dalam kemanusiaan. Dalam kehidupan modern mental sarkofobik gnostik ini banyak dijumpai. Hanya mau menerima yang ragawi apabila ada bukti. Pencegahan terhadap tindak pidana korupsi, terorisme, memang sulit menampilkan bukti-bukti, karena lampas (*Lampas bersinonim dengan halus (Tesamoko hlm. 246)). Tidak berandang terlihat, tetapi dapat dirasakan. Orang Kristen modern bermental sarkofobik gnostik juga cukup banyak. Mereka menjadikan para petobat atau murtadin baru, terutama dari kalangan selebritis, sebagai patokan bukti bahwa iman mereka kepada Kristus sudah benar. Mereka lebih menaruh percaya kepada pengajaran iman dari para petobat baru. Padahal penulis Surat 1Timotius 3:6 sudah memberi nasihat tentang syarat pengajar, "Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman iblis". Dalam pada itu cukup banyak orang Kristen begitu terpesona kepada selebritis yang baru "bertobat". Selebritis itu begitu dipuja dan dianggap menguatkan iman mereka. "Wong seleb saja berani pindah agama dan bersaksi, berarti agamaku benar." Begitu kira-kira alasan mereka. Konversi agama selebretis itu dijadikan bukti bahwa keimanan mereka sudah benar. Beberapa waktu lalu ramai penentangan terhadap POLRI dan Presiden Jokowi yang memberi bantuan kepada keluarga teroris. Orang melihat apa yang dilihat, sedang pemerintah sedang mengerjakan apa yang tidak terlihat. Pemerintah mencegah keluarga tersebut jatuh ke tangan teroris, mencegah jangan sampai mereka terpinggirkan. Pencegahan itu tidak kasat mata. Tidak bisa dibuktikan secara berandang. Tim Densus 88 bekerja keras siang-malam, pagi-petang, untuk mencegah aksi nyata terorisme. Hasilnya jelas tidak sensasional untuk suatu berita. Senyap. Tidak curai. Meski tak terlihat, sebenarnya kalau orang mau jujur hasil kerja mereka dapat dirasakan. Masyarakat berkegiatan sehari-hari dengan aman. Bagaimana dengan ledakan bom di Makassar? Kalau Tim Densus 88 tidak bekerja keras sudah barang tentu setiap hari kita merasa tercekam, karena ledakan bom akan terjadi setiap hari. Di luar kepolisian ada cukup banyak komunitas yang bergerak dalam aksi pencegahan terorisme. Mereka merangkul kalangan anak muda jangan sampai jatuh ke dalam ajaran fundamentalisme teroris. Mereka bekerja lampas sehingga tidak menarik untuk dijadikan berita. Tidak sensasional. Tepatlah apa yang ditulis oleh pengarang Injil Yohanes bahwa orang-orang Kristen bermental sarkofobik gnostik, yang iman mereka bergantung pada selebretis petobat baru, adalah orang-orang yang tidak berbahagia, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Selamat untuk tidak kagetan, dan tidak mudah terheran - heran, Tuhan Yesus memberkati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun