Mohon tunggu...
Titin Aria Leader
Titin Aria Leader Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Administrasi Pendidikan, Universitas Jambi

Enjoy With Your Life

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia Tidak Akan Baik-baik Saja Tanpa Adanya Pendidikan Multikultural

14 April 2021   06:42 Diperbarui: 14 April 2021   08:51 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada dasarnya, pendidikan multikultural berpondasi pada asas dan prinsip dari konsep multikultural yang mana konsep keberagaman yang mengakui, menerima dan menegaskan antara perbedaan dan persamaan manusia dengan hubungan gender, ras, agama dan kelas berdasarkan nilai dan paham-paham yang ada. Adapun prinsip-prinsip multikultural menurut Tilaar (2004:12) yaitu, pendidikan multikultural didasar pada pedagogic kesetaraan manusia (equity pedagogy), sasaran pendidikan multikultural yaitu masyarakat Indonesia yang cerdas dan paham akan ilmu pengetahuan dengan sebaik-baiknya, serta prinsip globalisasi tidak ditakuti bangsa Indonesia terhadap sasaran serta nilai-nilai baik maupun buruk yang digenggamnya.

Adapun tujuan utama dalam pendidikan multikultural ialah untuk menanamkan sikap empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda, rasa simpatik, respek dan apresiasi. Dengan adanya pendidikan multikultural harapannya dapat memfasilitasi peserta didik ataupun masyarakat dalam mencapai potensi-potensi belajar dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar agar dapat membentuk sebuah bangsa yang adil, makmur, sejahtera tanpa adanya perbedaan agama, ras, etnik dan budaya. 

Indonesia memiliki berbagai macam ras, agama, etnik dan budaya, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia dalam hal mengolah dan menjaga aset bangsa tersebut. Pendidikan multikultural memiliki peranan penting bagi bangsa Indonesia salah satu nya menjadi sarana alternatif dalam pemecahan konflik. Namun kenyataannya, bangsa Indonesia belum mampu menggunakan pendidikan multikultural ini dengan baik. Pendidikan multikultural dapat dikatakan berhasil apabila sikap peserta didik ataupun masyarakat sudah saling bertoleransi, tidak berkonflik yang disebebkan oleh berbagai macam suku, budaya dan bahasa.

Dalam keluarga saya, ibu berasal dari suku kerinci begitu pula ayah. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa kerinci, kerinci identik dengan sekepal tanah surga dan banyak juga yang beranggapan bahwa kerinci masih kental akan budaya nya yang memiliki ilmu-ilmu peninggalan nenek moyang. Banyak orang yang merasa takut berteman dengan masyarakat kerinci dengan sebab "takut disantet dan diguna-guna". Dengan adanya pemikiran tersebut tentunya dapat kita simpulkan bahwa tidak adanya multikultural yang terdapat didalam pribadi bangsa Indonesia.

Generasi muda haruslah dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan yang salah satunya ialah pendidikan multikultural, Sekolah merupakan sebagai wadah peserta didik agar bisa belajar dengan diatur dalam kurikulum pembelajaran. Dengan adanya Belajar maka peserta didik akan mendapat sasaran tujuan agar mereka memiliki usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi anak-anak bangsa dalam hal  mendapatkan kekuatan spiritual, pengendalian diri, keterampilan, kecerdasan dan akhlak mulia. 

Sekolah memiliki peranan yang sangat penting untuk dapat mempelajari mengenai pendidikan multikultural sebagai sarana pemecahan konflik dan membina peserta didik atau anak-anak bangsa agar tidak meninggalkan akar budaya yang sejak lama ada di Indonesia. Sekolah-sekolah tentunya sangat sering mengikuti ajang lomba bahkan sampai ke luar negeri, hal tersebut dapat menjadi ancaman serius bagi peserta didik. Dengan adanya pembelajaran multikultural diharapkan peserta didik mampu menyikapi dan paham akan multikultural yang ada di Indonesia dengan keanekaragaman budaya dan ras yang ada. 

Fakta nyata bahwa Indonesia seringkali membuat konflik antar suku. Oleh karena itu, pendidiikan multikultural sangatlah penting untuk dipelajari dan dipahami. Pendidikan multikultural sebagai tempat menyusun strategi agar mengurangi konflik tersebut. Perubahan yang diharapkan adalah terciptanya kondisi nyaman, damai dan toleran di dalam kehidupan bermasyarakat dengan tidak adanya pertikaian-pertikaian antar budaya dan SARA, sehingga Indonesia mampu menjaga dan melestarikan kekayaan yang sepatutnya kita jaga dan lestarikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun