Mohon tunggu...
Titik Nur Farikhah
Titik Nur Farikhah Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Menulis adalah bekerja untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bunda, Jangan Paksa Aku Jadi Juara Kelas

2 April 2020   21:31 Diperbarui: 3 April 2020   04:44 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Diperagakan Model

Ada suatu kebanggaan manakala putra putri kita mendapatkan predikat juara di sekolah. Bahkan tidak sedikit orang tua yang kemudian berlomba-lomba memasukkan anaknya untuk mengikuti les privat sebagai tambahan pelajaran hanya demi meraih predikat itu. Mungkin para orang tua berpikir bahwa si anak akan baik-baik saja manakala desakan untuk terus belajar mewarnai hari-hari mereka.

Bisa jadi menurut orang tua ini adalah jalan yang paling baik namun tidak demikian dengan anak. Rutinitas belajar di sekolah sudah membebani mereka apalagi jika kemudian ditambah dengan berbagai les privat. Bisa jadi hal ini tidak menjadikan anak semakin paham dengan pelajaran namun malah justru membuat anak semakin merasa jenuh belajar terlebih karena dipaksa mempelajari pelajaran yang terkadang tidak diminatinya.

Jika orang tua terus menerus menekan anak untuk meraih juara di kelas, bukan tidak mungkin anak akan berusaha memenuhi tuntutan orang tua dengan hal-hal yang dinilai curang. Misalnya, dengan mencontek. Menyedihkan jika pada akhirnya karakter ini malah justru yang tertanam dan melekat pada diri anak hingga ia dewasa.

Tidak bisa dipungkiri bahwa anak yang mampu meraih predikat "JUARA" adalah anak yang cerdas tetapi bukan berarti semua anak mesti dituntut untuk menjadi juara. Bisa jadi prestasi non akademisnya lebih menonjol dari pada nilai akademisnya, ini pun perlu mendapatkan apresiasi dan dukungan dari orang tua.

Menanggapi hal tersebut sudah seyogyanya para orang tua lebih memahami kemampuan putra-putrinya. Bukan berarti setelah anak di sekolahkan, orang tua seperti sudah lepas tanggungjawab tanpa  perlu mengetahui minat dan bakat anak. Orang tua seharusnya jadi guru yang paling paham tentang potensi anaknya. Meski terkadang kemampuan anak tersebut tidak masuk dalam standar pintar yang ditentukan sekolah.

Apresiasilah sang anak jika ternyata ia merdu dalam bernyanyi, indah saat melukis, unggul dalam olahraga, lihai membuat puisi, tartil dan membaca Al-Qur'an, dan sebagainya. Tanamkan dalam diri anak untuk selalu percaya diri dengan bakat apapun yang mereka miliki. Yakinkan pada mereka bahwa itu adalah karunia Tuhan yang tidak dimiliki semua orang. 

Bimbing dan dampingi mereka dengan cinta dan kasih sayang. Wujudkan dukungan dalam bahasa tubuh dengan mengelus kepala mereka, mencium serta memeluknya. Hal-hal seperti inilah yang akan menguatkan batin mereka untuk selalu yakin dengan kemampuan diri, selalu optimis untuk menggapai masa depan.

Terakhir, ucapkan selamat kepada putra-putri Anda, karena bagaimana pun mereka tetaplah juara di hati ayah bunda. Sekali lagi yakinkan kepada mereka, bahwa mereka tetap unggul di bidang masing-masing. Juara, bukan sekedar mendapatkan nilai bagus dan sanjungan dari orang lain tetapi juara adalah pembuktian pada dunia bahwa prestasi itu ada karena bakat dan minat yang terus dipupuk dan diasah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun