Mohon tunggu...
Titik Nur Farikhah
Titik Nur Farikhah Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Menulis adalah bekerja untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Tantangan Profesi Humas

21 Desember 2019   14:50 Diperbarui: 21 Desember 2019   15:23 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbincang tentang Humas

Masih seumur jagung saat penulis bergabung dengan Subbagian Informasi dan Humas Kanwil Kementerian Agama DIY, namun kesempatan emas menjadi pranata humas akhirnya merangkul saya untuk memaksimalkan segala potensi demi institusi yang berslogan "Ikhlas Beramal."Jujur saya akui, pertama terjun di dunia kehumasan tak banyak hal yang saya tahu. Tapi saya seperti merasakan betapa diri ini mampu untuk terus meleburkan diri meskipun secara step by step. Asal ada kemauan, tekad, keyakinan, dan kerja keras semua rintangan tak membuat saya lantas menarik diri untuk melangkah.

Hal terberat yang sempat membebani bukan tidak yakin dengan kemampuan diri namun justru orang-orang di sekeliling yang terkadang memandang sebelah mata dan meragukan kompetensi yang sedang saya bangun. Keyakinan diri ini terkadang luruh lantaran merasa tak diberi kesempatan untuk maju dan menunjukkan eksistensi diri.

Belajar dari mereka yang pernah gagal, berteman dengan orang-orang yang pantang penyerah, dan bersentuhan dengan sahabat yang selalu memotivasi diri serta paham tentang jalan pikiran saya membuat keyakinan diri mulai bangkit kembali. Satu hal yang membuat saya optimis, ada Allah yang selalu memberikan pertolongan di saat saya berada di titik nadir. Termasuk dimudahkannya jalan saya menjadi pranata humas di Kanwil Kementerian Agama DIY.

Tantangan Humas
Sekali lagi, tantangan yang saya hadapi saat ini adalah lingkungan sekitar. Ada yang menganggap publikasi hanya pamer, tidak penting, lakukan sebisanya saja tak perlu memenuhi aturan bahwa semua harus dipublikasikan. Menghadapi hal ini, tentunya tidak bisa tinggal diam. Benar kata seorang narasumber bahwa saatnya para stakeholder harus diberi bimtek kehumasan biar melek informasi tak hanya kejar reputasi.

Lalu saya berpikir, mengapa takut dipublikasikan? Apakah ada yang janggal, tidak transparan? Bukankah sudah tertuang dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Di sana sudah ada payung hukum untuk informasi yang tidak boleh dikonsumsi publik artinya tidak boleh disebarluaskan karena akan bersinggungan dengan undang-undang ITE.

Bisa dibayangkan, jika terkait publikasi saja tidak diperhatikan, bisa jadi tugas-tugas kehumasan yang lebih kompleks pun tidak tersentuh. Lalu ungkapan bahwa humas sebagai garda depan, corong informasi hanya isapan jempol semata bahkan dianggap angin lalu yang memang harus berlalu. Lalu sampai kapan, kondisi semacam ini dibiarkan?

Tantangan kedua yang hingga kini masih dirasakan adalah minimnya sarana prasarana publikasi. Menggunakan peralatan seadanya namun dituntut mampu menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang relatif cepat. Miris jika melihat kenyataan ini apalagi tahun depan tidak ada lagi anggaran di lingkungan sekjen. Tapi apakah ini mematikan kreativitas saya, jelas tidak. Kalau hanya mengandalkan sarpras dari kantor maka kita akan terjebak pada situasi yang stagnan. Sekedar mengingatkan diri sendiri,  jangan tanya apa yang bisa kamu dapatkan tapi tanyalah apa yang bisa kamu berikan. Karena sekecil apapun kebaikan yang kamu berikan akan kembali kepada yang melakukannya.

Tantangan ketiga masalah kompetensi SDM. Perlunya membekali sumber daya manusia dengan berbagai pendidikan dan pelatihan, terlebih saat ini perkembangan iptek kian pesat. Nah, untuk hal ini seharusnya pimpinan lebih bijak bukankah jika para pegawainya unggul pasti akan membawa nama baik institusi juga.

Akhirnya, selamat berjuang demi institusi tercinta. Bekerjalah dengan hati, optimalkan segala potensi, tetaplah berada di jalan yang di ridloi meskipun tak banyak orang yang memahami bahwa ini adalah bekal untuk kembali menghadap sang Kholiq yang haqiqi.

Titik Nur Farikhah
Pranata Humas Muda Kanwil Kemenag DIY

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun