[caption id="attachment_123584" align="alignleft" width="300" caption="Tausiyah image from google"][/caption] Selama bulan suci Ramadhan ini banyak stasiun televisi menayangkan acara-acara yang bernuansa Islami guna meningkatkan keimanan selama kita beribadah, aku sangat senang dan atusias dengan program acara-acara tersebut, namun sangat disayangkan mengapa aku juga sangat kecewa, kemurnian tujuan diselenggarakan program tersebut harus dicemari dengan cara-cara dan taktik sang produser program acara tersebut dengan tujuan meningkatkan 'rating', sehingga keuntungan dari acara tersebut juga meningkat. Mengapa aku begitu kecewa? Bukankah kita harus mengamalkan isi kandungan Ayat-Ayat  Suci Alqur'an untuk dijadikan panutan hidup, bukan untuk niatan mendatangkan keuntungan tertentu (komersial) bagi sekelompok tertentu, seperti acara Tausiyah menjelang berbuka puasa dan pada saat sahur yang disisipi kuis interaktif dengan di iming-imingi sejumlah hadiah uang bernilai jutaan rupiah, dan parahnya lagi pertanyaan kuis itu berupa penggalan ayat-ayat suci Alqur'an yang di bacakan oleh sang presenter, lalu peserta kuis disuruh memilih lanjutan dari penggalan ayat suci Alqur'an tersebut (pilih A....atau B....), atau dipihak lain dalam acara Tausiyah itu terpampang tulisan ayat suci Alqur'an dan peserta kuis diminta membacanya secara tartil dan diakhirnya diberikan sejumlah hadiah benilai jutaan rupiah. Dan lebih parahnya lagi sang Ulama (Ustadz dan Ustadzah) sepertinya membiarkan sang produser melakukan penyimpangan ini, Apakah saat ini menjual atau mengkomersilkan ayat-ayat suci Alqur'an sudah bisa dibenarkan??? atau ayat-ayat suci Alqur'an sudah bisa dijadikan komoditi yang mendatangkan keuntungan guna meningkatkan 'rating' sebuah program acara yang ber-themakan Islami seperti Tausiyah selama bulan suci Ramadhan ini, bila rating acara tersebut meningkat dengan makin banyaknya pemirsa yang mengikuti acara tersebut, maka sang produser sangat di untungkan dengan meningkatnya pemasukan dari iklan-iklan yang mendanai acara tersebut. Sungguh sangat memperihatinkan bila kesucian Ramadhan harus dinodai oleh ulah segelintir produser-produser nakal di setiap stasiun televisi tersebut. Tulisanku ini merupakan 'koreksi dan kritik' bagi penyelenggara televisi yang menayangkan acara-acara seperti itu, janganlah hanya mengejar 'rating' dan 'keuntungan' dari acara tersebut dengan menodai tujuan murni dari Tausiyah itu dan mengorbankan kesucian bulan Ramadhan ini. Salam Ramadhan, Titi.