Setiap manusia memiliki pendapat dan penilaian yang berbeda dalam menyikapi sebuah kegagalan.
Manusia juga terkadang mendefinisikan kegagalannya dari penilaian masyarakat tentang dirinya.
Contoh yang paling nyata ialah kita akan dianggap gagal jika tidak menikah pada usia dimana kita seharusnya kita menikah, misal di usia 25 tahun. Mungkin diantara pembaca saat kumpul dengan kelurga besar di momen  lebaran sering mendapatkan pertanyaan seperti " kamu udah mau umur 30 kok belum nikah sih, atau lebaran masih jomblo aja nih, mana calonnya". Tiap kali kumpul dengan keluarga besar ada aja yang mulutnya usil dan nyeletuk kayak gitu, seakan - akan itu adalah pertanyaan paling penting selain pertanyaan nanti di alam kubur hihihi. Mungkin sudah sifat natural manusia yang selalu ingin tahu apalagi orang indonesia yang kalau nggak " kepo " itu nggak enak, mulut kayak gatel gitu kalau nggak ngulik kehidupan orang.
Contoh jika kegagalan tergantung dengan mind set kita adalah saat mendapat nilai 6 dalam pelajaran matematika, menurut saya mendapatkan nilai 6 di pelajaran matematika bukanlah suatu kegagalan, namun tidak bagi orang lain, mungkin saja mereka menganggapnya sebagai suatu kegagalan.
Jangan fokus dengan kegagalan dan meratapinya, tapi fokuslah dengan langkah apa yang akan kamu ambil untuk bangkit dari kegagalan tersebut.