Mohon tunggu...
indra
indra Mohon Tunggu... Wiraswasta - karyawan malas yang ingin merdeka dan punya usaha sendiri

benar menurut saya, benar menurut anda, dan kebenaran sejati

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Gara-gara Bahasa Indonesia

4 Oktober 2020   18:54 Diperbarui: 4 Oktober 2020   18:58 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

kata pepatah, semua yang berlebihan itu tidak baik. ya begitulah....
gunakan sesuatu apa saja seperlunya, sewajarnya saja. jangan di gunakan pada saat tidak perlu apalagi di salah gunakan. bahasa indonesia pun kita harus gunakan seperlunya, jika digunakan berlebihan akan menimbulkan efek samping yang berkepanjangan, lho? apa hubungannya? moso menggunakan bahasa indonesia menimbulkan efek samping? yang benar saja? wah jangan jangan kamu antek asing asong..  'gini gini saya jelasin'

jika seseorang atau kelompok hidup di kota besar macam jakarta ini, menggunakan bahasa indonesia full sayings mungkin menjadi hal yang biasa, tapi jika di daerah daaerah, dimana bahasa ibu masih dipertahankan menjadi bahasa sehari hari ini sungguh janggal. itulah kenyataan yang terjadi di beberapaa daerah di jawa barat dan jawa tengah,

berdasarkan survey pribadi, saya berkunjung ke satu daerah di sukabumi bernama cibadak, pada saat itu karena ada teman orang sana jadi ikut saja deh pulang ke kampung dia, secara mengejutkan pada saat duduk dan minum teh disana, anak dari teman saya itu tidak bisa bahasa daerahnya (sunda), 

hal itu terlihat pada saat teman saya yang lain asal pasundan juga (garut) menanyai anak teman saya tersebut dengan bahasa sunda, responnya hanya senyum kecil dan ngangguk ngangguk kepala saja. seketika saya heran, bapaknya menjelaskan, karena anaknya sudah terbiasa dan dibiasakan berbahasa indonesia sejak bayi jadi dia nggak bisa ngomong sunda, karena status saya sebagai tamu dan baru datang, rasanya kurang elok kalau bertanya panjang lebar, mengapa dan bagaimana kok bisa anaknya itu lahir dan besar di lingkungan sunda tapi nggak bisa bahasanya.

sesudah itu saya iseng keluar rumah, memang benar kalau disekelilingnya anak anak bertutur dengan bahasa indonesia, sempat terkekeh juga, kok lama mama melupakan budaya gitu... hal yang sama terjadi saat pulang kampung ke cilacap. ibu ibu muda berbicara sehari hari dengan anaknya memakain bahasa indonesia, kadang campur jando jando (jawa indo) lama kelamaan semakin banyak kosakata kosakata jawa yang terkikis....

kalau begitu jadinya lama lama prihatin juga, mestinya kita bareng bareng sadar dan tahu, indonesia itu terdiri dari sekitar 17.000 pulau, 1.340 suku bangsa 652 bahasa dimana 652 bahasa itu ada yang sudah punah dan mulai berkurang penggunaan kosakatanya, 

bahasa indonesia itu penting tapi sebagai bahasa persatuan, bahasa resmi, dan bahasa formal, sebagai contoh orang jawa dan sunda, karena salah satu dari mereka tidak bisa bahasa jawa atau sunda maka digunakanlah bahasa indonesia sebagai bahasa penengah, bukan malah menggunakan bahasa indonesia tapi kedua bahasa daerahnya hilang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun