UTBK sma telah usai, pengumuman kelulusan pun sudah diumumkan, beberapa adik adik sma tetangga dan kawan dengan rasa bangga sedikit pamer memposting kelulusan mereka di akun media sosial khususnya facebook, mencorat coret kostum putih abu abu mereka dengan berbagai campuran warna, seperti juga campuran kebahagiaan dan rasa akan bebas dari keterkekangan yang dirasakan saat sekolah, mereka mungkin belum sadar tentu juga belum tahu,betapa berat rintangan yang dilalui setelah lulus sma terlebih untuk mereka yang mencari pekerjaan di kota besar tujuan awal mereka yakni jakarta,
Dari kontan.co.id menyebutkan pendatang dari jawa tengah terbanyak di jakarta, disusul jawa barat, banten, jogja, dan jawa timur. entah berawal dari mana kosakata "jakarta" dalam budaya tujuan mencari kerja bagi para fresh graduate ini, yang jelas karena status ibukota yang disandang kota ini, menawarkan berbagai macam impian, kesenangan, dan tentu saja perbaikan kondisi ekonomi yang menjadi puncak tujuan orangtua mereka menyekolahkan anaknya. menurut pengalaman saya yang juga perantau, terdapat alur yang kurang lebih begini.
Kali ini saya akan mengambil contoh di kampung halaman saya di majenang. setelah pengumuman lulus dan mendapatkan ijazah yang dilegalisir para lulusan baru ini terpecah menjadi 3 bagian. bagian yang pertama bagi mereka yang ekonomi keluarganya agak menengah ke atas, setelah lulus sma akan melanjutkan kuliah. Â ada dua pilihan kota yang paling diminati untuk kuliah, yakni purwokerto dan jogja. bagian kedua yang kerja di luar pulau atau luar negeri.
Untuk yang bagian kedua ini para lulusan biasanya mengikuti BKK di sekolah. tujuaannya kalau di luar negeri adalah malaysia, antar pulau biasanya yang bekerja dirumah makan seperti solaria, biasanya mereka akan ditempatkan di kota kota seperti padang, balikpapan, makassar, manado dan kota besar lain di indonesia.
Nah... untuk yang tujuan bis gapuraning rahayu alias tujuan jakarta ini mendominasi pilihan sebagian besar para lulusan sma ini. mereka menunggu moment yang tepat untuk berangkat kesana, umumnya moment setelah lebaran usai, para perantau yang sudah bekerja di jakarta akan mengajak sanak saudara mereka yang baru lulus sma untuk bekerja di jakarta, apakah mereka langsung bekerja?? tentu saja tidak, memang ada sebagian kecil yang bekerja sisanya sebagian besar mereka menganggur dulu tinggal di kontrakan sanak saudara mereka sembari menyebar lamaran sana sini menunggu sampai mendapatkan pekerjaan, ya... kerja apa aja walau lulus sma jadi kuli bangunan, cleaning service, jualan cilok apa aja yang penting kerja dulu, baru setelah bekerja beberapa bulan punya cukup relasi mereka loncat ke pekerjaan yang lebih baik. jadi pekerjaan awal hanya sebagai batu loncatan saja.
Sebagian besar mereka berhasil mendapatkan pekerjaan, hanya satu dua saja dapat dihitung jari yang gagal. umumnya mereka yang gagal karena kurang sabar, kurang bisa hidup freehatien, kurang berdoa, dan yang pasti kurang beruntung atau bahasa pasrahnya bukan rejekinya disitu. bagi yang sudah mendapat pekerjaan dan betah bekerja mereka akan pulang ke kampung halaman seperlu atau semaunya saja. buat apa di kampung?? kalau di jakarta sudah dapet semuanya, pekerjaan, uang, kesenangan, bahkan jodohpun kadang selalu tak jauh dari 661,5 KM persegi wilayah ibukota.
Beberapa tahun mendatang setelah mereka berkeluarga mereka menjatuhkan dua pilihan. membuat rumah di kampung atau kredit rumah di pinggiran jakarta, Â memboyong anak istri ke jakarta atau suami bekerja di jakarta pulang 2/3 bulan sekali, anak istri tinggal di kampung. lalu menjalani hari hari kedepan di kota ini dengan berbagai macam ujian dan tantangannya, itu yang terjadi pada diri saya, bapak saya, pak de saya, om lik saya, ini alur yang umum sekali bagi sebagian besar lulusan sma di jawa tengah khususnya majenang cilacap.entah sampai kapan jakarta menjadi magnet tujuan para lulusan sma ini yang jelas hanya satu yang diharapkan yakni perbaikan ekonomi.
Sementara penduduk jakarta sudah mencapai 12 juta di siang hari dan 9 juta di malam hari. jika tidak ada langkah konkret dari pemerintah untuk membangun pusat ekonomi baru niscaya ini akan menjadi beban kota dan masalah perkotaan di masa yang akan datang.
