Tak banyak orang yang tau akan semangat serta kegigihan yang di alami oleh salah seorang mahasiswa tingkat akhir disebuah perguruan tinggi negeri yang bernama Kukuh Pambudi yang akrab disapa Kukuh. Seorang laki-laki yang berpenampilan santai dan sederhana ini bertempat tinggal di penghujung Kabupaten Barito Kuala tepatnya di Kecamatan Tamban sehingga jarak tempuh yang begitu jauh apa lagi harus melaui sungai besar yang mengharuskan ia menggunakan kapal feri tidak membuatnya patah semangat untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya.
Namun berbagai kesulitan yang dialaminya justru semakin membuat motivasinya bertambah, walaupun mungkin tergeritik didalam hatinya ingin seperti mahasiswa lainnya yang memiliki fasilitas lengkap. Mungkin ia tak seberuntung mahasiswa lainnya yang menggunakan alat transportasi seperti sepeda motor dan mobil, hanya dengan sepeda kayuhnya dapat mengantarnya untuk mengecap pendidikan tinggi yaitu dibangku perkuliahan. Dia menggunakan sepeda bukan tanpa alasan, sebenarnya ia juga mempunyai sepeda motor hanya saja dia lebih memprioritaskan adiknya untuk bisa memakai sepeda motor tersebut untuk pergi kesekolah.Â
Terlihat dari semua itu, Kukuh mempunyai kepribadian yang penyayang terhadap keluarga, ia lebih mementingkan pendidikan adiknya ketimbang dirinya melihat ia merupakan anak sulung dari 3 bersaudara, sehingga ia memiliki rasa tangung jawab lebih dikeluarganya.
Di samping kewajibannya sebagai mahasiswa ia juga bekerja sebagai tukang parkir yang dimana profesi tersebut mungkin dianggap rendah oleh sebagian orang, hal demikian tak menyurutkan semangat dan kerja kerasnya untuk berusaha mengambil pundi-pundi uang untuk membiayai kuliah serta meringankan beban orang tuanya. Pada awalnya, kuliah sambil bekerja dirasa cukup merepotkan, pasalnya ia mulai bekerja sebagai tukang parkir disaat orang-orang masih terlelap yaitu mulai dari pukul 04.00 subuh sampai dengan pukul 06.30 pagi, setelah itu dilanjutkan dari jam 16.00 sore sampai 17.30 malam yang demikian itu disaat orang-orang pada umumnya istirahat dari rutinitas kerja. Namun seiring berjalannya waktu ia sudah mulai membiasakan diri dan membagi waktu dengan baik.
Lelaki kelahiran Magelang 15 februari 1997 ini setiap bulannya mendapatkan penghasilan yang tak seberapa terkadang ia mencari penghasilan tambahan dari memperbaiki alat elektronik seperti handpone dan labtop itu dilakukannya pada tahun 2014 hingga sampai sekarang. Walaupun demikian, Kukuh tetap menerimanya dengan penuh rasa syukur. Ia selalu berangapan bahwa "Apabila suatu pekerjaan dijalani dengan ikhlas dan penuh rasa syukur, maka hal tersebut bisa membawa keberkahan serta ditambahnya rezeki." Ujarnya.
Penulis : Hermawan Akhmad (D1C115016)