Sejak Berdiri Pada Tahun 80an, namun saat itu belum berdiri sebagai Pasar dimana saat itu Pasar Kalindo adalah tempat Gudang HAM (Gudang Kayu) yang memilki banyak pegawai.
Beberapa tahun setelahnya Gudang HAM mengalami kemunduran. Pemilik tanah menjadikan tempat tersebut sebagai Pasar yang sekarang terkenal dengan sebutan Pasar Kalindo.Â
Pada zaman dimana Media Sosial sudah sangat mudah diakses ini rupanya sangat berdampak besar pada menurunnya elektabilitas masyarakat terhadap Pasar Tradisional.Â
Sepinya pelanggan membuat pedagang yang sudah bertahun-tahun berjualan dikios pasar semakin berpikir untuk berhenti berjualan. Alasannya tidak lain karena Pasar yang ditempati mereka sekarang semakin hari semakin sepi pengunjung.
Pedagang di Pasar Kalindo Jalan Belitung darat, Banjarmasin, Dahlia, salah satu pedagang baju ini mengaku sepinya pembeli mempengaruhi pedagang.Â
"Sekarang kondisi Pasar memprihatinkan, sepi banget kadang teman saya yang kiosnya tetanggaan dengan saya sering tidur karena tidak ada pelanggan yang beli, jauh beda sama dulu kalo dulu jualan ramai apalagi kalau mau bulan Ramadhan dan Hari Raya." Uangkapnya.Â
Sepinya pelanggan berdampak buruk pada penghasilan pedagang, pasalnya di Pasar itu sendiri pedagang selalu membayar sewa tanah, lampu, dan uang sampah tiap bulannya. (Norhidayana)Â