Calon Gubernur Jawa Timur nomer urut satu, Khofifah Indar Parawansa mengutuk keras aksi teror bom tiga gereja di Kota Surabaya, Minggu (13/05/2018) kemarin. Khofifah menilai aksi itu sebagai tindakan keji sekaligus tidak berperikemanusiaan.
"Kami berdoa semoga seluruh korban yang meninggal dunia diterima di sisi-Nya dan keluarganya diberi kesabaran," katanya.
Di tempat yang sama, Khofifah menyayangkan serangan teror bom terjadi ketika umat Islam akan memasuki bulan Ramadan yang tinggal beberapa hari lagi. Karena itu, dia mendesak aparat segera mengusut otak beserta jaringannya secara tuntas dan obyektif.
Selain itu, Khofifah juga menghimbau seluruh pihak agar tidak mengaitkan aksi teror di Gereja Santa Maria Tak Bercela dengan agama tertentu. Â Ia menyakini aksi itu dilakukan oleh kelompok tertentu yang tidak ingin Indonesia tenang, damai dan harmonis.
"Saya yakin tidak ada satupun agama yang mengajarkan teror, apalagi membunuh orang lain yang tidak bersalah. Agama apapun tidak akan menolerir aksi ini," tandas ketua umum PP Muslimat NU itu.
Polisi memberikan update mengenai jumlah korban tewas ledakan bom di tiga gereja di Surabaya dan bom di rusunawa yang ada di Sidoarjo. Total korban meninggal dunia di dua lokasi itu 17 orang.
"Untuk peristiwa di Surabaya, meninggal dunia ada 14 orang. Untuk Wonocolo (Sidoarjo) ada tiga orang. Total dari dua lokasi tersebut adalah 17 orang meninggal dunia," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung. Hal itu disampaikan Frans dalam konferensi pers di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (14/05/2018).
Atas aksi tidak berperikemanusiaan tersebut, Khofifah mengajak warga Surabaya agar tidak takut untuk melawan tindakan terorisme yang meresahkan tersebut.