Mohon tunggu...
Tinezia Tanjung
Tinezia Tanjung Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi uajy

fisip uajy'19

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Persepsi tentang Korean Wave

28 September 2020   22:15 Diperbarui: 28 September 2020   22:25 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekarang ini, pastinya lagi pada demam K-POP atau bisa dikatakan Korean Wave nih ,,  istilah ini bisa diberikan untuk penyebaran budaya populer Korea melalui produk-produk hiburan seperti, drama, musik, dan.  

Memang ya yang namananya K-POP susah buat dilupain apalagi wajah-wajah aktor dan aktrisnya yang ganteng dan cantiknya kebangetan. Kalo para aktor dan aktris yang kita idolakan  muncul di layar tv kita dengan dramanya dan aktingnya yang bikin kita kagum, pastinya kita mengikuti darama tersebut sampai selesai, bahkan bisa menonton berulang kali karena begitu mengidolakan dan sangat suka dengan dramanya.  

Tetapi, karena pemikiran  setiap orang berbeda dalam memaknai sebuah pesan seperti menurut Samovar (2014), persepsi merupakan cara kita memahami dunia dan membangun realitas sosial dari proses menerima, mengidentifikasi, dan memaknai sebuah pesan. 

Dengan adanya pemikiran yang berbeda, maka ada juga nih yang menolak dengan adanya keberadaan K-POP bahkan sampai dengan menghujat para aktor dan aktris Korea. Nah, itu yang dinamakan dengan Persepsi antara masyarakat yang mempunyai peprsepsi  mendukung dan persepsi menolak. 

Proses persepsi bersangkutan langsung dengan individu itu senidiri, maka jangan heran dengan adanya persepsi yang berbeda. Sebagai contoh seperti kasus anatara persepsi orang yang mendukung dan persepsi orang yeng menolak. 

Beberapa masyarakat memang mengidolakan idolanya, sampai ingin mengetahui kehidupan langsung idolanya bahkan sampai mengunjungi negara idolanya demi bertemu secara langsung. 

Tetapi sebagian masyarakat juga banyak menilai bahwa dengan adanya K-Pop ini, memberikan dampak negatif bagi negara kita. Misalnya, dengan adanya K-Pop masyarakat kita jadi mengikuti gaya berpakaian negara mereka, dengan pakaian yang sedikit terbuka dan jauh dari gaya berpakaian negara kita. 

Kemudiian, menurut Deddy Mulyana (2000), persepsi merupakan inti dari komunikasi. Apabila penalaran kita tidak kota, maka komunikasi tidak akan berjalan dengan lancar. Ketika komunuikasi tersbut tidak berjalan lacar dikarenakan penalaran atau persepsi kita tidak kuat maka yang akan terjadi adalah konflik yang tidak diinginkan. Apabila konflik tersebut sudah terjadi, kita sebagai manusia seharusnya bisa menumbuhkan rasa empati dan toleran kepada sesama. 

Daftar Pustaka 

Samovar, Larry A, Richard E. Porter, Edwin R. McDaniel. (2017). Communication Between Cultures. Boston: Cengange Learning US.

Mulyana, Deddy. (2000). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun