Mohon tunggu...
Sony Kusumo
Sony Kusumo Mohon Tunggu... Insinyur - Menuju Indonesia Surplus

Sony Kusumo merupakan pengusaha yang peduli dengan kemajuan bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Sumbangsih Nyata Tionghoa di Indonesia

27 November 2020   08:10 Diperbarui: 29 November 2020   10:37 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: KeeNand__ on Twitter

Sejak berabad-abad yang lalu suku Tionghoa sudah menetap di Nusantara sehingga banyak sumbangsih nyata yang sudah diberikan sejak dahulu kala. Bersama dengan suku-suku lainnya, masyarakat peranakan Tionghoa ikut bersama membangun Indonesia.

Masyarakat Tionghoa selain pandai secara ekonomi juga dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap sesama atau bisa dikatakan penuh kasih. Bekerja dengan penuh cinta untuk tanah air tanpa mempunyai sikap untuk menguasai dan merusak menjadi teladan yang diturunkan oleh para sesepuh Tionghoa di Indonesia.

Sumbangsih nyata suku Tionghoa di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga bagian, mulai dari agama, kebudayaan dan bahasa. Ketiganya masih bertahan hingga sekarang ini dan menjadi bukti bagaimana suku Tionghoa tumbuh besar dan berkembang di tanah air.

1. Agama

Ada tiga agama yang berasal langsung dari Tionghoa yakni Tao, Konghucu dan Budha, meski sebetulnya Budha berasal dari India namun berkembang pesat di China. Namun banyak juga masyarakat di China yang menganut agama Islam, bahkan ada beberapa tokoh asal Tionghoa yang turut menyebarkan agama Islam ke Nusantara.

Presiden Indonesia ke-3, B.J Habibie pada ceramahnya di Masjid Lautze, Pasar Baru pernah menyampaikan bahwa hadiah terbesar dari bangsa China ke Indonesia adalah agama Islam. Bukan tanpa alasan pernyataan dari B.J Habibie tersebut, sejak awal masuknya Islam ke Nusantara memang terasa peran dari para musafir asal Tionghoa.

Mulai dari kisah Laksamana Cheng Ho pada permulaan abad ke-15 yang masuk ke Pulau Jawa hingga kisah para Walisongo yang hampir semuanya merupakan keturunan Tionghoa. Peninggalan sejarah agama Islam di Indonesia juga banyak mulai dari masjid-masjid seperti Masjid Lautze hingga baju koko yang kerap dijadikan baju khas umat muslim di Indonesia.

Hidup berdampingan antar agama sudah menjadi hal biasa yang terjadi di tanah air, toleransi antar umat beragama membuat Indonesia bisa bersatu untuk melawan penjajah. Peranakan Tionghoa pun ikut dalam setiap nafas perjuangan dengan suku-suku lainnya di Indonesia.

Namun memang keturunan Tionghoa sejak dahulu kala sering dijadikan kambing hitam termasuk saat penjajahan oleh Belanda di Nusantara. Pemerintah Belanda sering mengadu domba masyarakat Indonesia dengan para keturunan Tionghoa dengan tujuan agar mereka tidak kompak karena bisa mengancam pihak kolonial.

Meski demikian sejatinya adu domba yang dilakukan oleh pihak manapun tidak membuat sedikitpun peranakan Tionghoa kehilangan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia. Dinamika memang kerap terjadi dalam kehidupan berbangsa namun semua bisa diatasi dengan sikap toleransi dengan mengedepankan persatuan.

2. Kebudayaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun