Hingga pada Juli 2019 lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengeluarkan surat untuk menghentikan penelitian di Fort Detrick. Dan awal Agustus 2019, kawasan tersebut resmi ditutup.
Disebut-sebut fasilitas yang tak memadai menjadi alasan penutupan Fort Detrick. Penutupan laboratorium ini, lantas dikaitkan dengan teori konspirasi wabah virus corona di dunia.
Konspirasi itu kian meluas dengan adanya kasus flu bergejala mirip Covid-19 dikawasan Maryland. Jumlah kasusnya tak tanggung-tanggung, yakni mencapai 3,140 pasien dan sudah terjadi sejak Oktober 2019.
Dan kasus kematian pertama ditemukan di Panti Jompo Greenspring, yang letaknya hanya satu jam dari lokasi laboratorium Fort Detrick. Di AS, persoalan ini terasa rumit karena pihak ahli maupun pemerintahan setempat mengklaim sulit mengindentifikasi jenis virusnya.
Konspirasi bahwa Covid-19 berasal dari AS, Inteligen AS menginfokan ke Israel dan negara-negara NATO, tepatnya pada November 2019 soal akan ada penyebaran virus di Wuhan, provinsi dari negeri tirai bambu tersebut.
Bahkan AS pun sejak September tahun lalu, telah mempersiapkan vaksin Covid-19. Dimana vaksin itu diperuntukkan bagi warganya dan sebagai upaya persiapan saat dunia tengah mengalami resesi ekonomi akibat pandemi.
Hasil riset Universitas Cambridge juga menyingkap bahwa virus corona bisa menyebar diluar Asia tanpa adanya mutasi. Artinya dapat di simpulkan virus corona generasi pertama bukan berasal dari Wuhan, Tiongkok.
Bentuk virus tersebut terbagi menjadi dua, yakni virus generasi pertama dan virus hasil mutasi. Virus generasi pertama inilah yang diciptakan dilaboratorium Fort Detrick.
Sifat penyebaran virus tersebut lambat. Kemudian virus corona yang menjalar ditubuh pasien di Wuhan, sebagian besar adalah hasil mutasi yang bisa menular cepat.
Perkembangan konspirasi selanjutnya adalah virus dibuat untuk menjatuhkan kepemimpinan Presiden AS, Donald Trump. Dan yang menginginkan hal tersebut merupakan para globalist dibidang farmasi.
Dipercaya mereka merupakan orang-orang yang pro dengan Barrack Obama, Mantan Presiden AS ke-44. Pasalnya dimasa pemerintahannya, Obama memiliki organisasi bernama Obama Care. Yang pada saat kepemimpinan President Donald Trump, Obama Care di stop.