Bagi pecinta sepak bola tanah air, nama Tan Liong Houw atau Latief Harris Tanoto pasti tidaklah asing ditelinga. Apalagi warga keturunan Tionghoa ini, sempat jadi bintang lapangan di era 1950-an.
Perjalanan awal Houw menjadi pemain sepak bola tidaklah mulus. Ia sempat mendapat tentangan keras dari orang tuanya
Tentangan itu tak hanya berlaku bagi Houw seorang. Sang adik, Tan Liong Pha yang sempat bermain untuk Persib Junior harus menyudahi karena tentangan tersebut.
Alhasil Houw bermain diam-diam. Rupanya aksi sembunyi-sembunyi tersebut diketahui orang tuanya, terpaksa ia dipindah ke Semarang.
Tujuan semula memang agar Houw tak kembali bermain sepak bola. Namun siapa sangka, jalan Houw untuk menjadi bintang sepak bola malah terbuka lebar.
Disana ia bergabung dengan klub Tionghoa, Tjung Hwa atau kini disebut PS Tunas Jaya. Melihat kegigihan Houw, akhirnya kedua orang tuanya luluh juga.
Akhirnya Houw kembali ke kediamannya di Jakarta. Jalan menuju bintang lagi-lagi terbuka, ia berkesempatan untuk bergabung dengan Timnas (Tim Nasional) Indonesia.
Bersama Timnas, ia tampil dalam beberapa laga internasional. Boleh dibilang para pemain Indonesia kala itu adalah tim kuat dan cukup disegani.
Salah satu yang menyegani Indonesia adalah Tiongkok. Bagaimana tidak, tim tanah air mampu mengalahkan mereka saat bertemu di Kualifikasi Olimpiade 1956 dan Kualifikasi Piala Dunia 1958.
Terlepas dari itu, di masanya pria kelahiran Surabaya, 26 Juli 1930 ini adalah pujaan di Timnas dan Persija Jakarta. Bahkan kendati berasal dari etnis Tionghoa, ia dijuluki sebagai 'Macan Betawi'.
Pria yang dikenal sebagai pemain lini tengah ini, pernah memperkuat Timnas dalam empat Asian Games dan banyak kejuaraan regional. Misalnya menjuarai Merdeka Games 1961 di Malaysia usai mengalahkan tuan rumah dengan skor 2-1 di babak final.