Tahun baru China atau lumrah disebut Imlek adalah perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa. Pasalnya tahun baru dipercaya sebagai titik awal untuk menentukan nasib dan kehidupan mereka dalam satu tahun selanjutnya.
Elemen warna merah tak pernah ketinggalan saat perayaan Imlek berlangsung. Ya karena dalam budaya China, merah melambangkan keberuntungan atau keselamatan.
Di samping unsur warna tadi, ikan bandeng turut menjadi elemen yang penting di kala Imlek. Bahkan bandeng menempati posisi pertama sebagai sajian yang wajib ada saat Tahun baru China.
Maka tak heran bila banyak pedagang dadakan berbondong-bondong turun ke jalan dan khusus menjajakan bandeng segar. Ukuran ikan yang ditawarkan per ekornya pun lumayan besar, kira-kira satu hingga tiga kilogram.
Menarik ya, lalu sebenarnya kenapa sih harus ada bandeng saat Imlek?
Sebab bandeng bermakna perlambang rezeki bagi warga Tionghoa. Dimana dalam logat bahasa mandarin, kata 'ikan' dan 'yu' yang bermakna rezeki memiliki bunyi sama.
Jumlah duri bandeng menjadi pertanda rezeki berlimpah yang tak terhingga. Selain itu, bandeng juga menjadi simbol panjang umur.
Dalam buku bertajuk Saudagar Baghdad dari Betawi karya Alwi Shahab dikatakan bahwa bandeng adalah hasil dari akulturasi budaya China dan Betawi.
Namun dalam budaya Betawi, bandeng segar dijadikan antaran untuk calon besan. Ukuran ikannya bisa menentukan kelanjutan hubungan muda-mudi tersebut.
Ketika Imlek, bandeng biasa diolah menjadi pindang. Menu itu sekilas seperti semur karena warnanya yang cokelat.
Hanya saja pindang bandeng lebih segar karena ditambah belimbing wuluh dan kaya akan rempah. Kendati demikian, bandeng bukanlah satu-satunya sajian ikan yang ada ketika Imlek.