Sebagian besar warga di kamp pengungsian dan di resettlement mencari nafkah sebagai tukang dan buruh harian. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah berat, apalagi jika hidup harus dijalani dengan kecemasan atas ketidakjelasan status tanah tempat tinggal.
Tampaknya oleh hidup yang berat inilah para mantan milili pro-integrasi harus terus berteriak minta kompensasi atas keterlibatan mereka dalam perjuangan mempertahankan Timor Timur tetap berada di bawah kekuasaan Indonesia. Harapannya, dengan uang kompensasi tersebut, mereka bisa memperbaiki kondisi hidup.
Entah bagaimana Menhan Prabowo Subianto menjawab tuntutan ini. “Saya akan terus berjuang untuk saudara-saudara,” janjinya semasa kampanye Pilpres.***