Setiap kali belajar bahasa indonesia saya akan menekankan 4 ketrampilan ini kepada anak didik saya. Menurut saya Ke-4 ketrampilan ini cukup menjadi bekal bagi mereka untuk berbahasa indonesia yang baik. Ke-4 ketrampilan itu adalah ketrampilan membaca,ketrampilan menulis,ketrampilan mendengar dan ketrampilan berbicara. Bisakah anda bayangkan bahwa sejak dini sudah diajarkan atau sudah ditanamkan tata bicara yang baik kepada anak-anak. Pertanyaannya ,mengapa hingga sedewasa ini masih sulit untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar. Saya pikir kita semua pernah mengalami hal ini bahkan melakukannya. Entah kita jadi pelakunya ataupun korbannya.
Satu hari yang lalu,saya bersama teman-teman pergi ke suatu kota untuk mengikuti prosesi pemakaman seorang imam. Dalam acara itu banyak orangyang hadir. Diantar sekian banyak orang saya bertemu dengan seorang teman yang sudah lama tak prnah jumpa. Katakanlah komunikasi selama ini hanya lewat media sosial. Singkat cerita, teman baru saya itu katakanlah si Andre duduk bersama dengan keompok saya. Ketika duduk, barangkali ia memperhatikan orang-oang yang pernah komunikasi dengannya lewat media sosial.Â
Ia mulai memberi salam dan kenalan. Setelah itu dengan nada spontan dan penuh tawa ia berkata " wah,ternyata yang saya lihat selama ini di medsos adalah efek kamera dan jauh dari kenyataan" Perkataannya itu sontak membuat seorang teman tersinggung dan merasa tidak enak. Menurut si andre apa yang ia katakan itu adalah realita dan ia tidak merasa bersalah dengan apa yang dia katakan tentang orang lain. Dilain sisi orang lain menjadi marah dan jengkel.Â
Teman-teman lewat peristiwa ini saya mencoba untuk berefleksi perihal berbicara. Bicara itu ada seninya. Meskipun tidak semua orang mampu merealisasikannya 100%. Lalu bagaimana cara berbicara yang baik ? Apakah dengan artikulasi yang jelas ? Atau berbicara tanpa henti ? Jawabannya adalah " Tidak ". Â Ucapan seseorang dikatakan baik apabila mampu dimengerti dan dipahami oleh sipendengar, Kemudian dikatakan baik apabila perkataan itu menimbulkan solusi bagi sipendengar atau lebih pada menggetarkan jiwa seseorang.Â
Barangkali kita sering mendengar dalam dunia musik istilah "Buta Nada" dan kita mengerti itu apa buta nada. Nah,dalam hal berbicarapun istilah itu ada yakni " Buta Ucapan". Buta ucapan artinya ketika ucapan seseorang merusak suasana,ucapan yang tidak bemanfaat,ucapan yang tidak sesuai pada tempatnya.
Lalu apa yang harus diperhatikan saat berbicara ? Nah,teman-teman bagi saya simpel saja. Prinsip saya dalam hal berbicara adalah ketika saya berbicara saya berharap saya bisa menjadi solusi dan bukan polusi. Kalau saya tidak sanggup menjadi solusi setidaknya tidak menjadi polusi bagi orang lain atau pendengar. Inilah yang saya namakan dengan seni dalam berbicara. Setiap kita pasti punya daya tarik masing-masing ketika berbicara. Kemahiran dalam berbicara bukanlah bakat bawaan lahir. Setiap orang berhak untuk mahir dalam berkata-kata (berbicara) asal ada kemauan untuk meningkatkan dan kemauan untuk  memperbaiki.Â
Beberapa hal ini menjadi bahan perhatian penting bagi saya ketika berbicara :
1. Kenali lawan bicaramu
Mengenali lawan bicara dengan baik akan membuat komunikasi kita semakin efektif. Ada kalanya dalam berbicara kita harus memutar otak untuk memilih kata-kata supaya kata-kata kita tidak kedengaran konyol atau asbun. Dalam berbicara gunakanlah kata-kata yang baik dan benar supaya mudah dicerna oleh lawan bicara. Dalam berbicara tidak cukup hanya berkata-kata tapi juga dibarengi dengan attitude. Bicaralah dengan sopan dan lembut. Sekalipun kedudukan saya lebih tinggi daripada lawan bicara saya,saya harus tetap menunjukkan attitude yang baik. Karena good looking akan kalah dengan good attitude.
2. Pahami konteks pembicaraan.