Mohon tunggu...
tigor munthe
tigor munthe Mohon Tunggu... Jurnalis -

Nasoadongsuraton

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sikap Salah Saat Menyanyikan Lagu Kebangsaan

21 Maret 2018   14:56 Diperbarui: 21 Maret 2018   15:09 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrssi (idntimes.com)

Dalam beberapa bulan atau tahun terakhir, sudah tak pernah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Biasa lagu ini dibawakan wajib, pembuka acara-acara formal atau resmi oleh pemerintah atau lembaga negara lainnya.

Kemarin, pas mengikuti sebuah acara resmi milik sebuah lembaga negara di salah satu hall hotel di Siantar, saat menyanyikan lagu ciptaan Wage Rudolph Supratman, ada rasa kurang pede ikut bernyanyi. Tapi harus saja diikuti dan disuruh berdiri sebelumnya.

Namun ada yang janggal saat cewek yang bertindak sebagai dirigen atau pemandu lagu membawakan intro lagu kebangsaan itu. Dia berlegato di ujung syair intro.

Aku dan seorang teman yang berdiri di samping kiri saling menengok. Sepakat bahwa intro itu salah nadanya. Ah, di acara resmi seperti ini tak harusnya lagu kebangsaan sesalah itu. Apalagi sudah berulangkali dibawakan, mereka bawakan.

Untunglah hanya intro itu yang fals. Secara umum, hadirin dan dirigen sukses membawakan lagu itu hingga tandas, sebelum kemudian kami disuruh duduk kembali.

Tapi, kejanggalan kedua terjadi di tengah kami menyanyikan lagu kebangsaan itu. Persis di depan kami, seorang pria ikut berdiri dan bernyanyi dengan semangat.

Tak ada yang salah dengan suaranya. Dia berdiri dan bernyanyi lagu kebangsaan, namun kedua tangannya dia lipat di bawah dadanya. Persis seperti bernyanyi sambil menonton konser musik di sebuah ruangan.

Sikap seperti itu tentu tak baik jika membaca Undang-Undang No 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa dan lambang negara serta lagu kebangsaan.

Dalam undang-undang itu pada Pasal 62 disebutkan, bahwa setiap orang yang hadir pada saat lagu kebangsaan diperdengarkan dan/atau dinyanyikan, wajib berdiri tegak dengan sikap hormat.

Ini tampaknya sepele, jika hanya urusan posisi tubuh dipersoalkan. Tapi sebetulnya tidak, jika ada kesadaran bagaimana kita memberikan penghargaan terhadap upaya "founding father" kita menata dan menyusun konstitusi dan semua aturan yang mengikutinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun