Mohon tunggu...
tigor munthe
tigor munthe Mohon Tunggu... Jurnalis -

Nasoadongsuraton

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Raja di Pilgub Sumut

11 Maret 2018   22:07 Diperbarui: 11 Maret 2018   23:07 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto di Museum TB Silalahi (Dokumentasi Pribadi)

Pilgub Sumut baru akan digelar Juni 2018 mendatang. Namun dinamika proses pemilihan orang nomor satu di Sumut itu sudah mulai terasa denyut politiknya, tak cuma di kalangan elite partai politik tetapi juga kelompok masyarakat yang mahfum politik.

Paling seru adalah munculnya sejumlah figur yang berniat maju dalam kontestasi lima tahunan itu. Para figur ini mulai bergerak dengan cara yang berbeda, tentu mengandalkan apa saja yang sementara ini bisa dilakukan.

Ada tiga hal yang lazim mereka lakukan, yakni menyiapkan logistik politik, menjalin komunikasi politik dan membentuk opini publik politik.

Langkah pertama berupa penyiapan logistik politik atau biaya yang dibutuhkan untuk masuk dalam ring politik, pra dan on kontestasi. Tentu sudah ada hitung-hitung dan oret-oret di atas kertas, berapa besaran biaya yang dibutuhkan.

Hitungannya tentu harus rasional, masuk akal kepada kemampuan internal dan masuk akal kepada realitas eksternal. Harus sudah selesai hitungan misalnya, dalam sekian bulan, dana yang dibutuhkan sekian banyak untuk kerja-kerja menjalin komunikasi politik dan membentuk opini publik politik.

Langkah kedua berupa membangun komunikasi politik, tak hanya kepada para elite partai politik yang di pusat sampai ke level paling bawah. Kalau ke elite partai politik tentu dalam konteks harapan bisa diusung partai politik bersangkutan menjadi calon kelak.

Di luar partai politik, seorang figur yang hendak bertarung dalam politik pilkada, juga mutlak membangun komunikasi politik dengan ragam kelompok masyarakat, baik kelompok suku maupun agama, atau kelompok apa pun yang ada di tengah masyarakat. Konon komunikasi ini juga berpeluang maju lewat opsi jalur independen selain tentu sebagai basis calon pemilih.

Langkah terakhir yang patut dilakukan seorang figur adalah dengan membentuk opini publik, membentuk citra figur di tengah elite partai politik dan semua kalangan yang ada di tengah masyarakat, melalui media massa plus media sosial yang kini sedang trend, baik facebook, twitter, instagram dan lain ragamnya.

Kembali kepada Pilgub Sumut 2018 tadi, figur yang melakukan langkah kedua dan ketiga, sudah pada muncul. Tanpa menyebut nama dulu, beberapa nama yang berkiprah di level nasional, baik di ruang politik, hukum dan militer, terlihat begitu kasat mata turun gunung.

Hanya saja, kerap kalkulasi politik dan ambisi politik yang dibawa para figur tadi tampak masih mentah atau belum menghitung secara benar dan tepat. Mereka masih pada fase, yang penting masuk arena dulu. Soal nanti bisa lolos sebagai calon bahkan menang dalam ajang kontestasi, cuma sebuah asa tak berlandas kalkulasi menukik.

Sejumlah figur Batak sejak awal sudah mengangkat tangan menyatakan ikut atau akan ikut dalam pasar politik Pilgub Sumut 2018. Namun cuma dua nama sudah terang-terangan menyatakan diri dan secara utuh menggunakan langkah dua dan tiga di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun