Mohon tunggu...
Tigaris Alifandi
Tigaris Alifandi Mohon Tunggu... Teknisi - Karyawan BUMN

Kuli penikmat ketenangan. Membaca dan menulis ditengah padatnya pekerjaan | Blog : https://tigarisme.com/ | Surel : tigarboker@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Analisis Taktik dalam Menjaga Asa di Rajamangala

15 November 2018   20:19 Diperbarui: 15 November 2018   20:24 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meraih tiga poin dari 2 pertandingan. Posisi Timnas Indonesia masih belum aman untuk memastikan lolos ke semifinal Piala AFF 2018 ini. Kekalahan dari Singapura sangat disayangkan, mengingat dua pertandingan terakhir timnas akan berlangsung lebih berat. Menghadapi Thailand, sang juara bertahan, dan Filipina, asuhan Sven Goran Eriksson, di laga terakhir.

Ujian berat akan dihadapi skuad asuhan Bima Sakti Sabtu nanti. Menghadapi Thailand, yang menurunkan "Tim B" nya di pagelaran AFF kali ini. Tanpa nama-nama beken macam Terasil Dangda, Chanatip Songkrasin, Theraton Bounmathan, Charyl Chappuis, dan lainnya. Namun, Milovan Rajevac masih tetap mengincar gelar juara sebagai bukti sahih bahwa Thailand adalah penguasa tunggal sepakbola Asia Tenggara.

Memang permainan timnas dibawah KBK (Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti, Kurnia Sandy) dirasa kurang maksimal oleh banyak pendukung. Meskipun laga terakhir berakhir dengan kemenangan atas Timor Leste, banyaknya bangku kosong di GBK menjadi bukti ketidakpuasan pendukung akan permainan timnas yang dinilai kembali "membumbung tinggi" alias "melambung jauh kedepan tanpa kejelasan".

Situasi ini muncul setelah dalam jangka waktu yang agak lama (sekitar 1,5 tahun) dimanjakan oleh permainan umpan pendek ala Luis Milla. Pemain dituntut untuk selalu konstan memainkan umpan pendek dipadukan dengan umpan diagonal cepat menuju pertahanan lawan. Kombinasi diamond, wall pass, one-two play dan switch play secara konsisten didoktrin oleh Milla. Dipadukan dengan kecepatan pemain sayap kita yang eksplosif, timnas bermain begitu terorganisir dan indah, namun tetap berbahaya bagi lawan yang levelnya di atas kita macam Uni Emirat Arab pada Asian Games beberapa waktu lalu.

Bima Sakti diharapkan bisa melanjutkan sistem yang dibangun Luis Milla, namun masih belum maksimal. Jam terbangnya sangat minim sebagai pelatih kepala sehingga acap kali gugup ketika menghadapi situasi dimana taktik tidak berjalan lancar. Ini terlihat ketika menghadapi Singapura. Berbeda dengan Luis Milla, dimana perubahan taktik dan susunan pemain yang ia lakukan dapat memecahkan problem yang dihadapi tim.

Lantas, bagaimana peluang kita nanti saat melawan Thailand di hadapan puluhan ribu suporter tuan rumah??

Saya menganalisis bagaimana Thailand bermain, dan apa yang harus dilakukan timnas agar bisa menahan gempuran lawan atau bahkan menang.

Secara umum, Thailand dibawah Rajevac memainkan skema 4-2-3-1, ada Adisak di depan ditopang oleh tiga gelandang serang berbahaya, Sriyankeem, Dechmitr dan Tossakral. Mereka akan berusaha mendominasi pertandingan. Bermain dengan intensitas tinggi dan biasanya memanfaatkan kedua sayap mereka untuk menciptakan peluang dan ruang bagi pemain lain.

tangkapan layar pribadi
tangkapan layar pribadi
Mereka sangat kuat dalam possession ball (untuk ukuran tim kawasan Asia Tenggara). Mereka punya 6 pemain yang siap mengalirkan bola secara konsisten dari sisi ke sisi. Empat defender dan double pivot yang dimiliki memiliki kapasitas untuk memainkan itu.

Timnas Indonesia harus bersabar menghadapi ini. Mereka harus tetap menjaga kedalaman dan kepadatan antar lini. Beresiko jika memaksakan bermain dengan pressing tinggi mengingat pressing yang dilakukan pemain kita umumnya kurang kolektif dan banyak memunculkan celah kosong antar lini. Apalagi, pemain Thailand punya kualitas untuk bermain kombinasi satu dua untuk menciptakan peluang. Gambar di bawah menunjukkan, bagaimana Timor Leste dihukum karena high pressing yang mereka lakukan tidak sempurna. Permaian kombinasi segitiga di sisi kiri penyerangan Thailand membuka keran gol di awal pertandingan.

tangkapan layar pribadi
tangkapan layar pribadi
Thailand punya kekuatan di sayap. Sriyankeem dan Tossakral harus diwaspadai kedua fullback kita. Mereka punya standar yang patut kita waspadai, yaitu ketika fullback mereka melakukan overlapping hingga muncul ruang di tengah untuk dimanfaatkan. Memainkan Andik dan Febri mungkin pilihan terbaik, karena kita butuh winger yang juga punya kemampuan bertahan sama baiknya dengan menyerang untuk tetap mempertahankan "situasi menang jumlah" di sayap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun