Mohon tunggu...
Tigaris Alifandi
Tigaris Alifandi Mohon Tunggu... Teknisi - Karyawan BUMN

Kuli penikmat ketenangan. Membaca dan menulis ditengah padatnya pekerjaan | Blog : https://tigarisme.com/ | Surel : tigarboker@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

European Super League di Antara Sepak Bola, Uang, dan Hukum

6 November 2018   20:19 Diperbarui: 8 November 2018   11:52 1761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden FIFA: Gianni Infantino. (Foto: Reuters)

Mr. Zero Mistakes, julukan Mourinho untuk dirinya. Bagaimana Stillitano mengemas sepak bola, itu "Amerika Banget". Bisnis lah yang menjadi alasan penting.

Sebenarnya ide untuk membentuk liga elit macam ini sudah muncul jauh-jauh hari dahulu. Namun, mulai intensif diskusinya sejak 2015, setelah Stillitano mengirim email kepada dua orang eksekutif Real Madrid. Berisi tentang presentasi detail liga elit, berikut ketentuan klub yang boleh ikut. Bagaimana pertandingan dihelat di awal dan akhir pekan untuk memanjakan pemirsa bola mania. Seberapa lama kompetisi dijalankan. Dan sebagainya.

Apalagi, ketika Karl-Heinz Rummennige, CEO Bayern Muenchen, menjadi presiden ECA (European Club Association) untuk delapan tahun kedepan sejak 2016. Ide untuk membentuk liga elit berisikan klub besar Eropa mulai dihembuskan. Bahkan, legenda Timnas Jerman dan Bayern Muenchen itu diduga terlibat konspirasi besar ini, meskipun ia membantah tuduhan itu.

futbolentrelineas.net
futbolentrelineas.net
Alasan utamanya, terkait imbal balik kompetisi, yaitu dana segar, klub elit yang dirasa bisa lebih besar daripada yang mereka dapatkan sekarang. Siapa lagi kalau bukan karena UEFA, yang katanya Justinus Lhaksana (Coach Justin) dalam podcast Box2Box, berisikan para mafia di dalamnya. Diduga aliran dana melimpah itu kalau kata orang Jawa "dicuil setitik". 

Apalagi setelah apa yang menimpa Platini dan Sepp Blatter di UEFA dan FIFA. Seakan menjelaskan bahwa induk organisasi sepak bola itu dijangkiti wabah korupsi akut. Entah lah apakah iddem dengan PSSI kita.

Meskipun manajemen anyar kedua asosiasi sepak bola itu menegaskan komitmen untuk melakukan revolusi besar-besaran dalam organisasi mereka. Perlu bukti konkret dan cepat agar sekelompok konspirator elit itu percaya.

Revolusi yang UEFA janjikan dirasa tidak serius. Mereka tak kunjung melakukan revolusi kompetisi seperti yang mereka janjikan untuk meredam kemungkinan disintegrasi klub elit dari UCL. Raul Sanilehi menjelaskan bahwa ada kemungkinan UEFA membentuk kompetisi ketiga selain UCL dan UEL untuk mengakomodasi hal itu. Namun dskusi tentang liga super elit itu makin intensif. Konspirasi itu tetap berjalan.

Bahkan, klub inisiator sudah mempersiapkan aspek legal dan bisnisnya. Mereka sudah punya alasan yang tepat untuk keluar dari aturan eksisting. Dimana kantor mereka akan dibentuk. Bagaimana kompetisi nanti dikelola tanpa intervensi federasi. Bagaimana penghasilan nantinya dibagi. Sudah sangat matang dirancang. Bisa dibilang tinggal tentukan tanggal bagus.

Begitu profesional mereka mengelola industri sepak bola. Saya harap PT Liga Indonesia Baru dan PSSI ketularan ini.

Kembali lagi ke persoalan awal, seperti yang sudah saya bilang, tinggal tentukan tanggal bagus. Bahkan, dikabarkan Nobember ini dokumen resmi itu akan ditandatangani untuk menjalankan liga elit-nan-prestis itu.

Tinggal tunggu saja. Sooner or later. Itu pasti terjadi. Apalagi gelagat mereka tidak dapat disembunyikan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun