Mohon tunggu...
Tigaris Alifandi
Tigaris Alifandi Mohon Tunggu... Teknisi - Karyawan BUMN

Kuli penikmat ketenangan. Membaca dan menulis ditengah padatnya pekerjaan | Blog : https://tigarisme.com/ | Surel : tigarboker@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sindrom Musim Ketiga Mourinho

10 Oktober 2018   21:28 Diperbarui: 10 Oktober 2018   21:28 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak banyak yang berubah dari dirinya. Masih sama. Sejak kemunculannya yang fenomenal sekitar hampir 1,5 dekade lalu.

Karakter dan strategi pun tak banyak berubah. Mungkin ubannya semakin kelihatan. Raut wajahnya saya rasa mulai menua. Tampak kurang "kejam" dan tak "bergairah", layak dulu kala.

Termasuk kebiasaannya. Tak pernah lama melatih klub. Rataannya hanya 2,17 tahun berdasarkan data Transfermarkt.

Tapi, Jose Mourinho dikenal mampu memberikan segalanya bagi klub yang dilatih. Dalam waktu yang singkat. Macam David Copperfield versi sepakbola. 

Porto, Chelsea, Inter Milan, Real Madrid. Sederet klub yang pernah merasakan tangan dinginnya. Setidaknya minimal gelar liga domestik. Di MU, masih belum untuk liga domestik.

Bisa jadi Mou hanya mempersiapkan skuad untuk berprestasi dalam jangka waktu 2-3 tahun. Sesuai keinginan dan kebiasaannya. Musim pertama, pematangan strategi dan pembentukan skuad impian. Musim kedua, berlari sejauh mungkin di semua kompetisi. Menang adalah harga mati, setiap pertandingan adalah final.

Tak banyak yang berubah darinya saya rasa, termasuk sindrom yang ia miliki. Bukan menyerang fisik ataupun psikisnya. Melainkan kariernya.

Sindrom musim ketiga. Dimana apa yang telah ia capai dua musim sebelumnya. Akan bertolak belakang pada penampilan musim ketiganya. Tak jarang, pemecatan terjadi pada The Special One.

Bukti nyata, saat melatih Chelsea dan Real Madrid. Dirinya harus angkat kaki di pertengahan musim, periode pertama dan keduanya, ketika melatih Chelsea. Pada musim ketiga ia melatih, tahun 2007 dan 2015. Madrid tertatih-tatih ketika tahun ketiga Mou. Beruntung masih bisa finish Runner-Up di La Liga.

Sekarang, indikasi sindrom ketiga tampaknya muncul lagi di klub yang ia latih.

Manchester United menorehkan start terburuk sejak tahun 1990. Gagal  meraih empat kemenangan dalam dua pekan. Buruk bagi klub sekelas MU yang terbiasa berjaya selama era Sir Alex Ferguson.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun