Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Kabar, Akunku

27 Januari 2023   15:11 Diperbarui: 27 Januari 2023   15:14 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sederhana saja, banyak yang berubah. Banyak yang hilang! Entah, dari mana harus memulai. Syahdan, Sepuluh tahun lalu, 2013, akun ini mulai ada. Merangkak dengan segala keterbatasan, dengan segala rumbai-rumbai wacana, dengan segala gestur kehangatan opini bangsa. Ternyata saya telah kehilangan banyak hal. Dua tiga empat tahun mencoba menyepi, ternyata unik juga, meski lebih banyak rasa tersiksanya.

Adalah, Thamrin Sonata -semoga Tuhan mengampuni, melapangkan kubur, dan menerima segala amal ibadah beliau- yang selalu menyeret saya menarik urat leher untuk menuangkan segenap inspirasi walau hanya tentang secuil gula-gula. Walau nanti akan tergerus ganas alam lalu mengubur kata-kata yang tercipta.

Adalah Much. Khoiri, yang pertama kali mengenalkan saya dengan dunia blok keroyokan, citizen netizem ini, lalu mengajakku berbicara tentang langit, tentang batu cadas, tentang sedikit sudut istana, tentang pinggiran, tentang nilai-nilai.

Atau, adalah kang Pepih atau pak Iskandar Zulkarnaen atau pak Thamrin Dahlan, atau mas Gatot S. Mungkin juga si Rumah Kayu, mbak Fitriana Manalu, mas Agung Soni, kang Rahab G,  atau yang lain. Kemesraan itu telah mengukir empat buku keroyokan Kompasianer hebat dengan segala talentanya saat itu.

Mungkin, memang saya telah banyak kehilangan. 

Tetapi yang pasti, tidak menulis itu bukan hal biasa, seharusnya. Yang luar biasanya, aku kembali menemukan akunku meski aku tidak tahu dimana kini aku sedang berada. Hanya semangat menulis, untuk berbagi, itu, tongkat saya memulai, di akunku ini.

Selamat datang akunku, semoga aku tidak terlalu jauh tertinggal oleh perjalanan panjang blog keroyokan ini. Entah...

Jenggawah, 26 Januari 2023

Salam literasi,

Akhmad Fauzi

Foto arsip pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun