Mohon tunggu...
Tien kusumawati
Tien kusumawati Mohon Tunggu... lainnya -

Waktu Adalah Titian Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar dari Tari Jawa

27 Oktober 2010   16:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:02 1820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Senang rasanya melihat anak-anak kecil belajar menari. Ingatanku melayang, pada masa kecil, saat aku belajar menari.Masih kuingat nama-nama mereka, guru tariku. Saat duduk di bangku SDguru tariku, Bu Budi, ketika SMP dan SMA guru tariku Pak Bambang. Mereka dengan sabar, bahkan amat sabar melatih tari di sekolah.

Memang benar belajar menari dan melatih tari dibutuhkan kesabaran. Apalagi dalam belajar tari tradisional, Jawa khususnya. (Jawa Tengah). Tari Jawa merupakan tarian yang lembut, gerakannya mengalir, dan amat pelan. Gerakan dilakukan sesuai irama, dimana tempo iramanya begitu lembut/pelan.

Beberapa nilai yang dapat kita ambil dari tari Jawa, (demikian banyak orang menyebut tarian ini) yang dapat kiat terapkan dalam kehidupan kita, antara lain kita harus senantiasa sabar, kita harus senantiasa tepat waktu, dan segala sesuatu dilakukan sesuai aturan. Mungkin masih ada yang dapat kita temukan apabila kita mengkaji lebih dalam tentang Tari Jawa ini. Namun demikian 3 hal yang dapat saya uraikan, bagi saya ini sudah cukup mewakili untuk kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. 3 hal tersebut adalah : kesabaran, tepat waktu, dan kelembutan.

Kesabaran

Untuk menjadi penari yang baik, kita wajib berlatih secara terus menerus dengan penuh kesabaran, tidak mudah putus asa atau cepat bosan. Sabar apabila kita kesulitan melakukan gerakan yang amat njlimet / rumit. Dalam belajar menari dibutuhkan waktu untuk dapat menyelesaika 1 tarian. Harus sabar dalam mempelajari tarian tersebut. Jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, hendaklah kita sabar dalam menghadapi kehidupan ini, apapun sulitnya, senantiasa ada jalan untuk meraihnya asalkan kita lakukan dengan penuh kesabaran dan tidak putus asa.

Tepat waktu

Untuk memudahkan mengingat-ingat gerakan, biasanya kita gunakan hitungan, dimana jarak hitungan 1 ke hitungan dua sangat pelan dan tempo yang agak lama, dan harus dilakukan sesuai irama. Contoh, pada saat gerak seblak sampur (mengibaskan salendang kearah samping kanan atau kiri), gerak seblak sampur pada salah satu tarian harus dilakukan pada hitungan 8 (bertepatan dengan bunyi gong), jadi sebelum hitungan 8, gerak seblak tersebut belum boleh dilakukan atau jangan sampai melebihi hitungan 8. Jika tidak, wirasa/ dalam tarian tersebut akan kurang enak dinikmati karena gerakan dilakukan tidak tepat waktu/tidak pas musiknya, karena bisa saja terjadi antara musik dan gerakan akan saling kejar-kejaran sehingga tarian tersebut kurang enak untuk dinikmati. Dalam dunia kerja, kita senantiasa dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal/tepat waktu. Bagaimana jadinya apabila kita tidak tepat waktu, pasti akan menumpuk pekerjaan-pekerjaan lainnya. Semakin kita tunda, semakin tinggi tumpukan pekerjaan kita.

Kelembutan

Tari Jawa yang identik dengan kelembutan, gerakannya mengalir, alus (lembut), sehingga terkesan sangat anggun. Kelembutan juga kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari…terhadap keluarga…terhadap kerabat… terhadap rekan kerja, kita butuh itu. Sehingga dalam pergaulan tidak saling bersitegang satu sama lain… Kalaupun ada konflik dapat diselesaikan dengan keramahan,kekeluargaan…so…dengan penuh kelembutan….

(mohon maaf, apabila tulisan ini kurang berkenan bagi pembaca kompasiana)

Tegal, 16 Oktober 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun