Membaca adalah aktivitas yang tidak mungkin dipisahkan dari kehidupan seorang pelajar. Jadi, seandainya seorang siswa malas membaca. "Apa kata dunia?" Meminjam kalimat khas Nagabonar dalam film yang terkenal di era 90-an.
Beberapakali penulis berdiskusi dengan beberapa guru dan orang tua. Mereka mengeluhkan kalau salah satu permasalahan anak sekarang, jarang membaca buku. Secara khusus membaca buku teks pelajaran.
 "Sudah mahal-mahal membeli buku, tapi tidak pernah di buka di rumah" kata seorang ibu.
Tanggapan senada juga disampaikan oleh seorang guru, "Kalau melihat buku sebagian anak, sudah menjelang akhir semester tapi masih terlihat rapi  dan bersih, seolah tidak pernah disentuh dan dibuka. Sayang aja buku dibeli mahal-mahal tapi diangguri"
Kira-kira apa masalahnya ya?
Untuk topik ini, barangkali perlu diadakan survei dan kajian khusus untuk memastikan seberapa besar persentasi siswa yang malas membaca buku teks pelajaran atau alasan yang membuat mereka kurang tertarik membaca buku tersebut.
Tetapi kali ini penulis sesungguhnya lebih tertarik membahas sisi lainnya. Tidak sedang ingin membahas kedua pertanyaan di atas.
Penulis ingin mencoba menawarkan beberapa tips atau solusi agar siswa rajin membaca buku teks pelajaran. Semoga dengan kehadiran tips ini, bisa menjadi masukan bagi rekan-rekan guru yang menghadapi masalah, kalau-kalau siswanya tergolong pada kategori yang malas membaca buku teks pelajaran.
Sebelumnya, penulis mau sampaikan ini bukanlah rumusan baku. Bagi rekan-rekan guru yang membaca tulisan ini barangkali memiliki tips yang lebih cespleng, monggo! Silahkan berbagi pengalamannya juga.
Tetapi berdasarkan pengalaman penulis dan beberapa teman penulis, sering melakukan hal-hal berikut ini agar siswa mau membaca buku teks pelajaran atau "terpaksa" membacanya.
Pertama. Siswa diberikan tugas mengerjakan teka-teki silang (TTS) di kelas. Jawaban TTS tersebut secara keseluruhan harus dapat diperoleh siswa di dalam buku teks pelajaran. Untuk itu, seorang guru harus kreatif merancang TTS.