Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Saatnya Pakai QR Standar, Transaksi Makin Lancar

17 Januari 2020   15:54 Diperbarui: 17 Januari 2020   15:56 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : tangkapan layar dari youtube Bank Indonesia

"Maaf Pak. Kami tidak menyediakan pembayaran menggunakan aplikasi seperti yang ada di smartphone Bapak. Kami hanya menerima pembayaran dengan pemindai QR yang tersedia di depan". Kata seorang kasir sambil menunjuk beberapa pemindai QR (QR Code) dari beberapa penerbit aplikasi pembayaran yang berjejer di depan kasir. 

Hari itu memang saya tidak membawa uang cash yang cukup, berhubung baru saja melakukan "top up" saldo sebuah aplikasi di sebuah mini market.

Dengan berat hati, akhirnya saya membatalkan membeli buku di sebuah toko buku yang ada di Jakarta Selatan. Padahal, saya sangat berharap agar dapat membawa pulang buku tersebut dan segera melahapnya di rumah. Apalagi buku tersebut merupakan buku terbaru dari penulis favoritku.

Saya mulai berpikir, mengapa di era digital yang serba maju teknologinya, aplikasi yang ada di smartphone kita hanya dapat digunakan untuk pembayaran pada QR Code sesuai penerbit aplikasi di merchant? Bukankah hal seperti ini harusnya tidak menjadi masalah di era yang serba terkoneksi ini?

Jadi terbayang dengan sistem transaksi di mesin ATM. Kartu ATM yang berbeda dengan mesin ATM pun ternyata dapat melakukan transaksi. Sebagai awam, tentu hanya ingin mencoba membandingkan kedua hal itu. Sambil berharap suatu waktu bisa menjadi kenyataan, para pengguna aplikasi akan lebih mudah dan praktis dalam berbelanja di setiap merchant.

Ngomong-ngomong, pernahkah rekan pembaca mengalami hal serupa? 

Saya sendiri dapat merasakan perasaan rekan pembaca jika hal itu benar-benar terjadi. Apalagi barang yang mau dibeli atau pembayaran yang dilakukan benar-benar sedang dibutuhkan atau mendesak. Tetapi terpaksa batal karena aplikasi pembayaran yang kita miliki tidak sesuai dengan QR Code yang ada di merchant.

Harus diakui, bahwa pergeseran dalam menggunakan pembayaran dengan aplikasi sudah tidak bisa dihindari lagi. Untuk itu, kemudahan dalam bertransaksi harus menjadi prioritas.

Silahkan simak data berikut!  Bersadarkan sebuah data yang saya temukan, ternyata volume transaksi uang elektronik tumbuh pesat dalam 10 tahun terakhir.  Bahkan sepanjang  tahun 2018, volume transaksi mencapai sebanyak 2,92 miliar. Sementara untuk pertumbuhan nilai transaksinya juga melesat.  Sepanjang 2018, nilai transaksi mencapai hingga Rp 47,19 triliun. (katadata.co.id)

Nah, saya sendiri merupakan salah satu di dalamnya. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, cara pembayaran yang saya lakukan pun sudah didominasi dengan pembayaran melalui aplikasi. Baik itu untuk tagihan rutin seperti internet dan tv kabel, pulsa smartphone, dan token listrik. Maupun yang tidak rutin seperti membayar transportasi online, berbelanja bulanan bersama keluarga di mall, memesanan makanan, dan masih banyak lagi.

Karena itu, saldo aplikasi di smartphone itu memang harus selalu sedia, harus di "top up". Menurut hemat saya, pemanfaatan aplikasi ini memang sangat praktis, tidak perlu lagi membawa uang cash yang banyak di dompet. Jadi benar kata orang, sekarang itu "lebih baik ketinggalan dompet di rumah daripada ketinggalan smartphone". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun