Setelah aktif menulis di Kompasiana sejak 2015, saya pun dapat merasakan manfaat platform tersebut.
Misalnya, mengasah ketrampilan dan membangun konsistensi menulis. Menambah pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai even yang diselenggarakan Kompasiana.
Memperluas pertemanan dan komunitas yang se-visi dalam hal menulis. Hingga memenangkan lomba blog yang diselenggarakan oleh Kompasiana atau di luar Kompasiana.
Kalau untuk pengalaman memenangkan lomba blog di Kompasiana, tentu teman-teman pembaca dapat melihat tulisan terdahulu.
Tapi kalau untuk lomba di luar Kompasiana, saya pernah memenangkan beberapa lomba menulis, seperti lomba menulis yang diadakan Komunitas Bangun Jakarta sebagai juara ketiga. Kala itu Mas Topik (Kompasianer) juga turut berpartisipasi dan menjadi juara kedua.
Kemudian pernah menang lomba menulis yang diselenggarakan oleh Kodam Hasanuddin sebagai juara ketiga dalam rangka menyambut Hari Pahlawan di bulan November 2017.
Selanjutnya, memenangkan lomba menulis yang diadakan oleh BKKBN sebagai juara ketiga.
Kalau pengalaman paling serunya, pernah mengikuti even nasional di Yogjakarta selama empat hari. Dengan persaingan begitu ketat, akhirnya saya mendapat juara harapan dari Lomba Menulis Artikel Ilmiah yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.
Sesungguhnya, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa menulis di Kompasiana itu sia-sia. Kalau baca tulisan Kompasianer lainnya, 1001 manfaat yang pernah diperoleh dengan aktif menulis di Kompasiana.
Nah, mengingat banyaknya manfaat menulis di Kompasiana yang saya dapatkan, maka saya pun terpanggil menjadi "provokator" menulis bagi orang-orang di lingkunganku. Mulai dari murid, guru, dan staf perpustakaan di sekolah tempatku mengajar.
Sebagai guru yang dipercaya membimbing "ekstrakurikuler menulis", setidaknya dua tahun terakhir saya giat "ngomporin" anak didik untuk menulis di Kompasiana.