Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kasih dan Perhatiannya Melebihi Permata

22 Desember 2017   13:26 Diperbarui: 22 Desember 2017   13:37 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Sudah hari ketiga badanku demam tinggi. Hampir mencapai 40C. Muntah-muntah dan kepala rasanya mau pecah saja.

Dengan kondisi begitu, kuputuskan untuk masuk rumah sakit saja. Sahabatku Robby Simanjuntak, anak kos sebelah, mengantarkanku ke RS Elisabet (Medan) malam itu.

Setibanya di RS, dokter jaga pun menanganiku dan menyarankanku untuk di rawat inap saja.

Keesokan harinya, perawat pun membacakan hasil laboratorium, aku positif terkena DBD. Trombositku sangat rendah. Kondisi demikian ternyata membuatku harus dirawat cukup lama, lima hari.

Dimasa seperti itu, siapapun orangnya tentu sangat membutuhkan perhatian. Kalau mengharapkan teman-teman  satu kos tidak tega juga, soalnya mereka pun harus sibuk menjakankan aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas dari dosen.

Tanpa kuduga, pada hari yang ketiga, akhirnya ibuku tiba di RS. Entah siapa yang memberitahukan kalau aka lagi dirawat di RS. Aku pun tak tahu. Bahkan aku sendiri sengaja merahasiakannya, agar tidak membebani pikiran orangtuaku.

Belum lagi jarak tempuh dari rumahku ke RS Elisabet butuh waktu puluhan jam. Maklum beda kota dan provinsi. Antara Medan (Sumut) dan Pekanbaru (Riau).

Tapi jujur, aku sangat senang ketika dijenguk ibuku. Akhirnya punya teman cerita juga di RS. Perhatiannya membuat rasa sakitku mulai berkurang. Nasehat untuk memperhatikan kesehatan pun kudengar baik-baik.

Ini bukan kali pertamaku sakit serius. Ketika SMP juga pernah digerogoti penyakit Bronchitis. Tetap perhatian ibuku juga sama.

Dari kedua peristiwa itu, aku bisa merasakan kasih dan perhatian ibuku. Kesabarannya merawatku sangat teruji. Bukan berarti perhatian ibuku berbeda ketika aku tidak sakit. Tetapi yang mau aku tegaskan bahwa kasih dan perhatian ibuku begitu terasa dan memiliki kesan mendalam ketika aku sedang sakit.

Aku pun menyadari bahwa kasih dan perhatian ibuku adalah hadiah terindahnya selama hidupku. Melebihi materi yang pernah diberikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun