Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Musim UN Tiba, Siswa Stres Orang Tua Lebih Stres

6 April 2017   10:12 Diperbarui: 6 April 2017   10:20 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan April-Mei 2017 merupakan bulan ujian tingkat nasional. Masa-masa siswa merasa tertekan dan stres berat karena espektasi tinggi terhadap nilai ujian yang datang dari berbagai pihak.

Siswa kelas ujian yakni kelas VI SD akan mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), siswa kelas IX SMP dan XII SMA akan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Selama tiga bulan sebelum ujian tiba, waktu mereka sudah cukup terporsir, bahkan tenaga serta fikiran terkuras karena terlalu banyak mengikuti rangkaian kegiatan persiapan ujian berskala nasional ini.

Seperti biasa, para siswa terlihat sangat terbebani dengan berbagai program untuk mencapai hasil sesuai harapan yang tinggi dari sekolah dan orang tua bahkan pemerintah. Bisa dikatakan kondisi belajar siswa mencapai titik jenuh. Dan sekolah tetap dengan programnya seperti pendalaman materi, bimbingan belajar, jadwal khusus serta try out yang banyak dan beruntun.

Pada tatanan pemerintah, semua pihak ingin agar nama baik pihak yang bertanggung jawab tetap terjaga dan tidak tercoreng sedikitpun. Karena bila banyak siswa yang gagal UN maka nama baik pemimpin di setiap tingkat akan dipertaruhkan. Akibatnya, Kepala Daerah akan menekan Kepala Dinas, Kepala Dinas menekan Kepala Sekolah dan seterusnya sampai ke siswa.

Tekanan yang diterima oleh siswa yang akan mengikuti USBN dan UNBK tidak cukup hanya di sekolah saja. Di rumah tak kalah hebatnya, tekanan datang dari orang tuanya yang merasa memiliki kuasa keatas anaknya.

Tak jarang ibu bapak yang karena terlalu khawatir terhadap anaknya sehingga over control terhadap pola belajar anak mereka. Sepulang sekolah, khususnya di akhir pekan, anak diikutkan bimbingan belajar sehingga anak sama sekali tidak memiliki waktu istirahat yang cukup.

Sebaiknya, orang tua melakukan hal-hal yang bersifat mendukung seperti mempersiapkan kebutuhan perlengkapan ujian anak. Mendampingi dan memotivasi supaya si anak tidak merasa tertekan. Kekeliruan orang tua bila ikut campur tangan terlalu jauh dalam persiapan ujian anak.

Ironis sekali kalau orang tua sampai marah-marah sehingga membuat situasi belajar anak menjadi tidak kondusif. Perasaan tertekan akan mengakibatkan siswa stres dan tidak bisa mengikuti ujian dengan maksimal.

Kita harus ingat bahwa UN atau USBN bukan bukan tujuan, tetapi merupakan sebuah proses untuk mencapai satu tujuan dalam hidup. Jadi tidak perlu ada kekhawatiran yang berlebihan sehingga semua stres.

Mari kita sukseskan UN dan USBN. Indonesia pasti bisa.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun