Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tanpa Koma

19 Mei 2019   15:51 Diperbarui: 22 Mei 2019   18:09 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisakah menulis tanpa tanda baca koma dalam satu paragraf? 

Pertanyaan di atas muncul ketika banyak penulis senior yang mencecar penulis pemula saat masuk dalam kelas latihan kepenulisan. Mereka diceramahi dengan aturan main kepenulisan yang rigid mulai dari 5W1H hingga konsep piramida terbalik juga aturan lainnya.

Menjejal seseorang yang ingin belajar dan membiasakan diri menulis artikel belum tentu benar. Apalagi nilai sebuah tulisan itu relatif dan cenderung subyektif. Seharusnya biarkan saja menulis apa yang terlintas dalam fikiran. Tujuannya adalah menumbuhkan minat dan semangat membaca dan menganalisa untuk dituangkan kedalam sebuah tulisan. Urusan terstruktur dan juga bagus tidaknya tulisan yang dihasilkan itu urusan kedua belas.

Demikian juga pemakaian kata dalam kalimat. Seseorang bebas mengikuti apa yang tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) atau tidak. Contohnya dalam penulisan kata Ramadan atau Ramadhan. Kedua-duanya benar. Penulisan Ramadan benar berdasarkan KBBI dan penulisan Ramadhan juga benar berdasarkan kaidah penulisan bahasa Arab yang merupakan asal muasal kata tersebut.

Jadi jangan sampai kita sibuk dengan satu hal tetapi lupa hal lain yang lebih mendasar yaitu menumbuhkan gairah menulis pada diri dan masyarakat umum. Pada akhirnya penulis juga akan memperhatikan pentingnya membubuhkan tanda baca yang benar supaya tulisan enak dibaca.

Tanda Koma (,) 

Bagi saya tanda koma atau tanda baca lainnya adalah ibarat penyedap rasa dalam makanan. Jadi tanda baca harus ada dan perlu tepat pemakaiannya. Namun kalau tidak dipakai juga tidak apa-apa karena untuk saat membaca teks kita bisa atur sendiri tanpa harus ada tanda koma yang terpasang.

Perihal tanda koma sering jadi masalah yang kononya berkait erat dengan bagus tidaknya sebuah tulisan. Seseorang sering lupa kalau fungsi tanda koma itu salah satunya untuk mengatur bacaan. Kalau pembaca bisa mengatur sendiri intonasi dan pernafasan saat membaca teks berarti tanda koma tidak harus mutlak ada.

Coba saja bikin satu paragraf sepanjang 5 baris tanpa membubuhkan tanda koma pasti kita membacanya juga baik-baik saja dan bisa mengatur sendiri bacaan dimana kita harus terus membaca dan harus jedah untuk menarik nafas.

Pola Menulis

Bagaimana sebenarnya pola tulisan yang bagus? Bagi saya semua konsep dan pola tulisan itu bagus-bagus saja karena tergantung selera dan kesepakatan. Bagaimana kita menilai dan dari sudut pandang mana kita melihat akan mempengaruhi dan menentukan penilaian tersebut. Sekali lagi tergantung selera penulis dan juga selera pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun