Sebagai bagian dari Muhammadiyah, universitas ‘aisyiyah yogyakarta berkomitmen untuk turut berpartisipasi dalam pengembangan sosialisasi MDMC. Komitmen tersebut tertuang dalam kegiatan pra Mataf bagi mahasiswa baru angkatan 2025 yang diselenggarakan pada tanggal 12 agustus 2025. Dalam kegiatan tersebut, Universitas Aisyiyah Yogyakarta mempercayakan pemaparan materi terkait MDMC kepada pak arrif nur kholis. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan para mahasiswa semakin sadar akan pentingnya sosialisasi MDMC dan memiliki kemauan yang kuat untuk berpartisipasi dalam mewujudkan kemaslahatan masyarakat bersama.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu kehidupan dan penghidupan baik oleh faktor alam dan atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, Â kerusakan lingkungan, kerugian harta benda. (Data bencana di Indo).
Korban bencana umumnya sangat rentan menjadi stres. Stres itu sendiri merupakan respon fisiologis dan psikologis tubuh terhadap situasi yang mengancam dan menantang serta memerlukan beberapa jenis penyesuaian. Ada berbagai faktor penyebab stres, di antaranya adalah adanya tekanan berlebihan, rasa khawatir, dan adanya tanggung jawab yang dianggap berlebihan. Saat menjadi korban bencana alam, korban merasakan situasi yang mengancam nyawa maupun harta bendanya dan merasa khawatir dengan nasib selanjutnya. Oleh karena itu, bencana alam dapat menjadi salah satu stressor (sesuatu yang menyebabkan seseorang menjadi stres)
Individu yang tengah merasakan stres kerapkali memunculkan perubahan pada aspek emosi, kognitif, perilaku, maupun fisiologis. Ciri-ciri perubahan pada aspek emosi adalah berteriak di atas ambang normal, menangis secara berlebihan, serta ketiadaan daya untuk meregulasi emosi. Adapun perubahan pada aspek kognitif yang paling umum adalah ketidakmampuan untuk berpikir jernih hingga mengganggu fungsi eksekutif (executive faunction). Sedangkan perubahan pada aspek perilaku dan fisiologis adalah seperti aktivasi saraf simpatik yang berlebihan seperti degup jantung yang sangat kencang maupun tubuh yang bergemetaran.
Tak ayal, stres menjadi salah satu isu yang paling umum pada topik kesehatan mental. Kesehatan mental merupakan keadaan dimana emosi, kognitif, dan perilaku berada dalam keadaan stabil sehingga individu dapat berfungsi secara normal. Â Jika stres yang dialami individu tidak segera ditangani, maka probabilitas individu tersebut untuk tidak dapat berfungsi secara normal akan semakin meningkat. Oleh karena itu, stres harus segera ditangani agak tidak berkepanjangan. Strategi yang digunakan untuk menangani stres pada individu disebut dengan coping stres. Secara garis besar, ada dua jenis coping stres, yakni coping psikologis dan coping psikososial. Coping psikologis merupakan reaksi persepsi atau penerimaan individu terhadap stressor. Adapun coping psikososial merupakan reaksi psikososial terhadap adanya stimulus stres yang diterima atau dihadapi oleh individu.
Muhammadiyah sebagai persyarikatan Islam terbesar di Indonesia senantiasa mengupayakan kemaslahatan masyarakat bersama. Dalam upaya menangani korban bencana (coping), Muhammadiyah secara resmi mendirikan lembaga MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) yang bertugas mengkoordinasikan sumber daya untuk kegiatan penanggulangan bencana, meliputi mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, hingga rehabilitasi dan pemulihan. Lembaga ini beroperasi di berbagai tingkatan, mulai dari pusat, wilayah, hingga daerah, dengan tujuan menciptakan masyarakat yang tangguh dan sadar bencana. Dengan demikian, MDMC hadir bukan hanya sebagai bentuk coping pasca bencana, namun MDMC juga bergerak sebagai wujud preventif untuk mewujudkan masyarakat yang lebih siap dan sigap dalam mengahadapi bencana. Melalui upaya ini, masyarakat diharapkan dapat menjadi individu yang resilien; siap sebelum menghadapi bencana dan sigap pasca terjadi bencana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI