Selain itu, atasan mereka juga seringkali mengirimkan sejumlah peralatan kebersihan untuk membersihkan Warmindonya secara berkala. Untuk urusan kesehatan, atasan mereka juga akan membayarkan besaran dari biaya yang dibutuhkan untuk mereka berdua jika memang perlu berobat.
"Kita berdua itu masih beruntung banget bisa kerja di sini. Salah satunya karena kita bisa dapet gaji bulanan. Biasanya dan kebanyakan Warmindo itu ada yang kasih gajinya kalau memang mau mendekati lebaran aja. Kalau di sini, kita terima gaji itu sebesar 5% dari laba bersih," terang Asep.
"Jadi kalau di sini itu, 25% adalah laba bersih. Nah, 5%-nya itu gaji saya sama Kang Nana dibagi dua. Kalau dihitung-hitung, gaji kita berdua di atas UMP (Upah Minimum Provinsi)."
Warmindo, pada dasarnya tidak hanya menjadi tempat yang fleksibel dan ramah bagi semua orang untuk menyantap makanan saja. Di balik itu semua, Warmindo adalah tempat yang kental dengan nilai-nilai sosial, kemasyarakatan, toleransi, dedikasi, pengorbanan, kerja keras, keramahtamahan, profesionalitas, di mana semua nilai tersebut tidak akan pernah bisa terbayarkan oleh sepiring nasi telur, segelas kopi susu hangat, ataupun sebatang rokok kretek yang harum.Â
Warmindo adalah sebuah refleksi yang mencerminkan bahwa harus ada bentuk apresiasi yang tinggi terhadap kuliner karena peran besar dari aa dan teteh Warmindo yang telah menjadi "aktor/aktris terselubung" yang piawai dalam memanfaatkan pengaruh dan kekuatan kuluner untuk bisa menyelesaikan banyak persoalan yang ada, mulai dari multikulturalisme hingga kemanusiaan dan kemasyarakatan.