Mohon tunggu...
Thoinatul Husna
Thoinatul Husna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sosiologi di Universitas Negeri Malang

Hard work will trumps talents if who has talents not work hard

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perubahan Iklim Bumi, Ancaman Nyata bagi Kehidupan Manusia dan Lingkungan

8 Juni 2021   02:03 Diperbarui: 27 Juli 2021   21:10 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perubahan Iklim Bumi (Sumber gambar: www.bfox.co.id)

Pada beberapa dekade terakhir, suhu bumi telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peneliti dari UK Meteorological Office (Met Office), Leon Hermanson, melaporkan bahwa dari hasil proyeksi antara tahun 1890-1900, suhu bumi mengalami peningkatan yang cukup drastis yakni mendekati angka 1,5 derajat Celcius. Meskipun belum mencapai angka tersebut, Leon mengatakan untuk mencapai angka tersebut nampaknya tidak membutuhkan waktu lama, dengan melihat kondisi suhu bumi yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, diprediksi tidak butuh waktu lama, suhu bumi akan bisa mencapai kenaikan 1,5 derajat Celcius (BBC News, 2021). Laporan lainnya seperti yang dilansir dari laman CNN Indonesia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Siswanto mengatakan bahwa iklim di Indonesia pernah mengalami kondisi yang sangat panas, yakni pada tahun 2016 dan 2019, yang merupakan dua tahun terpanas di Indonesia. Tahun 2016 menjadi tahun terpanas akibat terjadinya peristiwa El Nino yang sangat kuat di Samudra Pasifik Khatulistiwa. Badan Meterologi Dunia (WMO) mengatakan bahwa tahun 2015-2019 merupakan tahun-tahun terpanas di bumi dengan peningkatan suhu mencapai rata-rata 1,1 derajat Celcius (CNN Indonesia, 2020).

Peningkatan suhu global telah menyebabkan bumi semakin panas sehingga menimbulkan intensitas terjadinya bencana alam cenderung meningkat. Bencana alam yang marak terjadi akhir-akhir ini diantaranya banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, hingga kekeringan merupakan fenomena nyata yang terjadi akibat perubahan iklim di bumi. Sebenarnya, suhu bumi sangatlah dingin. Adanya lapisan atmosfer yang menyelimuti bumi dari sinar matahari sekaligus memerangkap sebagian panas matahari yang mengenai bumi membuat bumi menjadi hangat dan layak untuk ditinggali. Akan tetapi apabila panas matahari yang terperangkap di bumi berlebihan, maka dapat menyebabkan berbagai bencana alam dan lingkungan pun akan ikut terancam. Peningkatan suhu bumi dapat disebabkan oleh berbagai hal, namun penyumbang terbesarnya berasal dari aktivitas manusia seperti pembangunan pabrik industri, asap kendaraan, penggundulan hutan, serta penggunaan bahan bakar fosil. Pembangunan pabrik industri yang berkembang pesat sejak tahun 2000 telah membawa rentang iklim bumi menjadi berada di kuadran atas. Hal ini berbanding terbalik dengan tahun 1980 saat belum memasuki tahun industri sehingga suhu bumi pada saat itu masih sangat rendah.

Aktivitas manusia lainnya yang menyebabkan perubahan iklim adalah kegiatan pertambangan dan peternakan. Pertambangan merupakan kegiatan mengeruk hasil bumi berupa fosil yang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik dan bahan bakar industri. Asap dari bahan bakar tersebut akan menghasilkan gas metana (CH4) yang merupakan gas yang sangat berbahaya dan beracun. Kegiatan peternakan pun turut menyumbang keberadaan gas metana yang berasal dari kotoran dan kentut hewan ternak. Kotoran tersebut akan menghasilkan gas metana ke udara. Melansir dari laman kompas.com, gas metana  (CH4) adalah gas penyumbang terbesar bagi pemanasan global dibandingkan dengan gas-gas lainnya. Gas metana memiliki nilai GWP (Global Warming Potensial) sebesar 21. Artinya, gas metana mampu memanaskan bumi 21 kali lipat dari gas karbon dioksida (CO2) (Kompas.com, 2013). Yang artinya, sekitar 14% pemanasan global disebabkan oleh adanya gas metana yang menyebabkan lapisan ozon semakin menipis sehingga atmosfer bumi akan menangkap panas matahari yang berlebihan.

Perubahan iklim bumi menyebabkan iklim di bumi menjadi tidak menentu. Saat musim dingin tiba, cuaca dingin ekstrem akan melanda beberapa wilayah, begitupun saat musim kemarau tiba akan menyebabkan kekeringan dan krisis air bersih. Tidak hanya iklim bumi, namun ekosistem di dalamnya pun akan ikut terancam. Hewan-hewan seperti sapi ternak yang tidak tahan dengan iklim panas yang ekstrem akan menyebabkan banyak yang sapi mati, sebaliknya hewan yang beranak-pinang ketika musim kemarau tiba seperti nyamuk, akan membawa banyak wabah penyakit diantaranya adalah demam berdarah. Wabah penyakit ini nantinya akan dapat melumpuhkan populasi manusia. Dampak lainnya yang dapat dirasakan adalah mencairnya es di kutub. Mencairnya es di kutub menyebabkan permukaan air laut semakin meningkat, banyak gelombang pasang, serta mengubur daratan. Apabila es di kutub semakin mencair, maka daratan di bumi akan terendam oleh air dan kota-kota besar di beberapa wilayah bisa tenggelam. Bukan hanya dapat menenggelamkan wilayah, namun es di kutub juga merupakan cadangan air bagi kehidupan di masa mendatang. Apabila es di kutub mencair dengan cepat, maka sustainability (keberlanjutan) kehidupan di masa depan akan terancam.

Dapat kita lihat bahwa dampak dari adanya perubahan iklim bumi adalah nyata dan sangat berbahaya. Meskipun begitu, hingga saat ini, masyarakat di seluruh dunia tampaknya masih ayem-ayem saja walaupun berbagai bencana alam telah menimpanya. Hal ini dapat dilihat dari masih maraknya kegiatan manusia yang menyebabkan pemanasan global seperti penambangan bahan bakar fosil, banyaknya penggunaan kendaraan bermotor pribadi, penebangan hutan, dan aktivitas lainnya yang sangat sulit untuk dihentikan. Mungkin mereka tidak menyadari bahwa bencana alam seperti banjir, kebakaran hutan, tanah longsor, kekeringan, dan punahnya populasi beberapa spesies hewan sebagian besar disebabkan oleh perubahan suhu bumi yang semakin tidak menentu. Mungkin sebagian dari mereka menganggap bahwa bencana alam tersebut terjadi karena fenomena alam dan takdir yang maha kuasa. Asumsi seperti ini tidak sepenuhnya salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Nyatanya, bencana alam yang terjadi juga turut disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia yang mengeksploitasi alam secara berlebihan tanpa memikirkan keberlanjutannya di masa mendatang.

Kepedulian masyarakat terhadap isu perubahan iklim masih sangat rendah. Sebagian besar darinya tidak peduli terhadap kemungkinan buruk yang akan menimpa lingkungan apabila perubahan iklim terus dibiarkan tanpa adanya penanganan khusus. Kurikulum yang berlaku di sekolah-sekolah nampaknya masih sama sejak zaman dahulu hingga saat ini. Di sekolah, kita hanya diajarkan mengenai bagaimana perubahan iklim terjadi serta dampak yang ditimbulkan. Namun kurikulum sekolah tidak mengingatkan betapa bahayanya perubahan iklim terhadap kehidupan manusia dan lingkungan tempat tinggal. Hal inilah yang menyebabkan kesadaran masyarakat terhadap keberlangsungan lingkungan masih sangat minim. Dengan peran serta berbagai pihak terutama para pemimpin dan pemerintah dunia, perubahan iklim akan dapat diminimalisir dengan mulai menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan hijau melalui gaya hidup ramah lingkungan.

SUMBER RUJUKAN

Kompas.com. (2013, 22 Mei). “Waduk dan Bahaya Gas Metana”. Diakses dari https://properti.kompas.com/read/2013/05/22/15384537/~Berita

Shukman, David. (2021, 29 Mei). “Perubahan Iklim: Bumi Makin panas, makin besar kemungkinan suhu bisa naik 2,5 derajat celcius dalam setahun”. Diakses dari https://www.bbc.com/indonesia/dunia-57264356.amp

CNN Indonesia. (2020, 23 Oktober). “BMKG Ungkap Masa-masa Kritis Perubahan Iklim Dunia”. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20201022163018-199-561642/bmkg-ungkap-masa-masa-kritis-perubahan-iklim-dunia

Laurentina, Vicky. (2021, 25 Januari). “Dampak Perubahan Iklim terhadap Lingkungan”. Diakses dari https://vickyfahmi.com/2021/01/15/dampak-perubahan-iklim-terhadap-lingkungan/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun