Mohon tunggu...
Thio Hok Lay
Thio Hok Lay Mohon Tunggu... Guru - Penulis Buku 'Mendidik, Memahkotai Kehidupan'

Teaching Learning Curriculum Department, Yayasan Citra Berkat, Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemuda, Berkah atau Musibah Demografi

28 Oktober 2020   08:03 Diperbarui: 28 Oktober 2020   09:13 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber photo: liputan6.com

If you plan for a year, plant a seed. If for ten years, plant a tree. If for hundred years, teach the people. 
When you sow a seed once, you will reap a single harvest. When you teach the people, you will reap a hundred harvests. - (Kuan Tzu, 551 - 479 B.C)

AKSI anarkis yang melibatkan para pemuda (pelajar) saat terjadi demonstrasi (aksi massa) menolak pengesahan UU Cipta Kerja (omnibus law) menjadi bahan refleksi kebangsaan dalam rangka memaknai hari Sumpah Pemuda, di hari ini - 28 Oktober.

Merusak fasilitas kota di mana kita tinggal, dan menciptakan suasana gaduh di tengah situasi keprihatinan masyarakat global yang sedang berjuang mengatasi pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, tentu bukan suatu tindakan terpuji.

Dilihat dari sisi manapun, aksi pengrusakan fasilitas publik, seperti: melakukan aksi pelemparan batu dan pembakaran halte bus, tidaklah mencerminkan suatu tindakan yang cerdas dan santun; apalagi yang notabene dilakukan oleh para pemuda yang berpredikat sebagai pelajar.  

Perlu diingat bahwa cikal bakal ikrar (sumpah) pemuda didasari oleh kecintaan dan kesadaran kolektif para pemuda atas perlunya kesatuan dan persatuan bangsa di tengah kemajemukan (kebhinekaan) yang ada. Bahwa senyatanya, keberagaman (suku, agama, ras, antargolongan) senyatanya merupakan aset bagi kemajuan bangsa. Oleh karenanya perlu dirawat dan dikelola dengan baik.

Dengan demikian, aksi anarkis sesungguhnya merupakan pengingkaran terhadap esensi dari ikrar (sumpah) pemuda, yang menyatakan: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia// Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia// Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. 

Lemparan batu yang dilakukan saat aksi demonstrasi rawan untuk melukai saudara kita; sesama anak bangsa, sekaligus berpotensi untuk memicu terjadinya konflik horizontal dan perseteruan antar anasir bangsa. Sementara pembakaran halte bus, pastinya akan menghambat gerak aktivitas dan produktivitas masyarakat pengguna jasa transportasi publik.

Oleh karenanya, sangat bisa dimaklumi ketika Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya menjadi sangat berang ketika mendapati seorang pemuda dari kota lain, tertangkap aparat saat melakukan aksi anarkis; merusak fasilitas publik Kota Surabaya saat aksi demonstrasi ricuh.

Harapan bangsa ini terhadap generasi mudanya sungguh sangatlah mulia, bahwa dengan segala kemampuan, keterampilan, dan karakter unggul yang dimiliki, diharapkan nantinya para pemuda dapat berperan aktif dan berkontribusi nyata dalam upaya membangun bangsa. Bukannya jutru merusak dan menghancurkan.

Setidaknya telah dimulai dan ditunjukkan di tahun 1928, bahwa dengan ikrar (sumpah) nya; para pemuda telah menyemangati bangsa ini dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaannya. Dan terbukti, tujuhbelas tahun setelahnya (1945), kita memproklamasikan jatidiri sebagai bangsa yang merdeka dari belenggu penjajahan.

Berkah atau musibah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun