Marah adalah suatu jenis emosi anak yang mendominasi jenis emosi lainnya. Tidak ada anak yang tidak pernah marah . bahkan tingkah laku anak sehari-hari banyak diwarnai oleh emosi marah seperti merusak , menggigit, merengek, menolak untuk sekolah, menangis, mengancam, dan banyak contoh lainnya.Â
Orang tua biasanya mengalami kesulitan menghadapi anak ketika marah. Terkadang orang tua menjadi marah ketika anak marah. Biasanya cara demikian membawa masalah tidak selesai tetapi malah menjadi masalah baru. Marah anak belum tentu bisa diselesaikan oleh marahnya orang tua. Kebingungan orang tua menghadapi anak ketika marah dapat diatasi dengan melatih orang tua agar tidak marah melihat anak marah.
Orang tua perlu memiliki ketenangan dalam menghadapi segala bentuk permasalahan perkembangan emosi dan motorik anak. Marah bukanlah cara yang efektif dan pemungkas untuk mengatasi anak marah. Ketenangan orang tua adalah modal utama menyelesaikan segala permasalahan anak. Setelah itu, penanganan spesifik dari orang tua perlu disesuaikan dengah permasalahan anak yang spesifik pula seperti masalah hiperaktif, mencoret, depresi, kecemasan, malu dan sebagainya. Masing-masing permasalahan ini memiliki cara penanganan yang spesifik dan tertentu.
Dua emosi dominan pada anak adalah marah dan takut. Dari kedua emosi tersebut yang paling sulit dihadapi orang tua adalah ketika anak marah dibandingkan anak takut, karena ketika anak marah berbagai aksi yang sulit bagi orang tua untuk menghadapinya karena langsung berhadapan dengan lingkungan. Bahkan orang tua menilai anak marah adalah anak bermasalah dan ketika anak takut itu bukan masalah. Tetapi marah dan takut yang sesuai dengan usia perkembangannya adalah keadaan wajar bagi setiap anak.
Ketika anak marah banyak aksi yang dilakukan mulai dari lisan berupa mengejek, berkata kotor, sampai aksi fisik seperti merusak , mencoret, membangkang. Marah juga wujud sebagai keinginannya untuk diperhatikan atau tanda bagi orang tua yang kurang memberikan perhatian. Masing-masing jenis tingkah laku anak memiliki dasar penyebab yang berbeda sehingga memerlukan penanganan yang berbeda pul
a.Â