Mohon tunggu...
Thiara Salsa Dazzurri
Thiara Salsa Dazzurri Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyambut New Normal? Marilah Kita Sama-Sama Lebih Meningkatkan Kesadaran Diri

8 Juli 2020   14:00 Diperbarui: 8 Juli 2020   14:04 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pemerintah pusat telah mengambil kebijakan pemberlakuan new normal di tengah pandemi corona. Menyikapi kebijakan ini, Pemkot menyiapkan konsep new normal yang nanti diberlakukan di Kota Pasuruan.

Plt Wali Kota Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo menjelaskan, saat ini Pemkot sudah ada beberapa kegiatan dalam rangka penyambutan new normal dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan.

Setiap organisasi perangkat daerah (OPD) di seluruh jajaran Pemkot Pasuruan saat ini sedang merencanakan program kegiatan yang sifatnya kembali ke kehidupan normal dengan protokol kesehatan yang harus dilakukan. Beberapa di antaranya tetap menggunakan masker dalam kehidupan sehari-hari, menjaga pola hidup sehat, dan wajib mencuci tangan.

Dan untuk pelayanan yang sifatnya berkaitan dengan masyarakat, akan dilakukan pemeriksaan suhu tubuh untuk setiap pelayanan yang diberikan.

Teno juga berharap dalam menyambut new normal ini, kesadaran, kemandirian, dan kegotong-royongan seluruh elemen masyarakat dalam melawan wabah corona ini bisa ditingkatkan.

Seluruh elemen masyarakat harus saling bahu-membahu, bergotong-royong, melawan Covid-19. Kalau hanya Pemkot saja yang memerangi, tanpa dibarengi kesadaran masyarakat, saya rasa konsep new normal akan sulit diwujudkan.

Istilah  New Normal menjadi perhatian setelah Presiden Jokowi menyampaikannya dalam sebuah kesempatan. "Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan.

Pernyataan ini sedikit menciptakan sebuah kontroversi di tengah masyarakat, karena ada yang melihat pemerintah sepertinya memberi 'warning', seakan-akan tidak mampu lagi memerangi wabah ini. Namun, jika dilihat lebih dalam, hal itu merupakan suatu himbauan positf untuk masyarakat supaya lebih membudayakan protocol yang ditetapkan oleh pemerintah yakni: Jaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dan lebih banyak tinggal di rumah, termasuk sejumlah aturan lain terkait pandemi covid-19.

Di sisi lain, penulis melihat bahwa ungkapan Presiden ini adalah sebuah cara yang bijaksana dan praktis dari seorang pemimpin, disbanding menyusun aturan yang sifatnya lebih memaksa masyarakat untuk mematuhi, yang rasanya kurang tepat di saat masyarakat mengalami kondisi psikis yang kurang baik karena terdampak dengan pandemi ini.

Hemat penulis, berdamai dengan covid-19 bukan berarti kita membiarkan virus initetap ada, tetapi berdamai berarti memahami bahwa covid-19 tak terpisahkan dengan kehidupan kita, maka dari itu, kita harus: Selalu mengenakan masker, mencuci tangan, lebih banyak di rumah dan mengurangi/menghindari kerumunan, sembari terus berupaya dengan berbagai cara menghentikan pandemi ini. Kondisi yang disebabkan karena pandemic, memang menjadikan situasi yang abnormal bagi masyarakat, karena akselarasi perubahan terjadi dengan cepat dan massif, hanya dalam hitungan 3-4 bulan, penyakitnya telah merebak ke seluruh dunia dan menyebabkan kematian yang tak sedikit.

Dampak corona secara radikal telah memaksa orang berada pada situasi yang oleh Alvin Toffler disebut sebagai keterkejutan masa depan (future shock). Menurut Toffler, akselerasi perubahan tidak hanya memukul industri dan negara, tapi merupakan kekuatan yang nyata yang sampai merasuki sendi-sendi kehidupan pribadi sehingga memaksa kita menjalani sesuatu kehidupan baru yang menghadapkan kita pada suatu bahaya psikologis dan dapat mengguncang kehidupan. Betapa tidak, kehidupan yang berjalan sehari-hari harus berubah menjadi sesuatu yang tidak biasa dan tidak lazim. Kita semua pasti mengalami hal itu bagaimana aktivitas kehidupan kita harus dibatasi oleh berbagai aturan dalam rangka menghentikan penularan virus ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun