Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ibuku Kartiniku

13 April 2021   04:56 Diperbarui: 13 April 2021   05:04 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah kami dewasa dan melihat kebelakang perjalan hidup ibu dan kami anak-anaknya. Saya semakin sadar akan penyertaan dan campur tangan Tuhan dalam hidup kami. lTuhan kembalikan segala kekurangan yang ditimbulkan kesibukan Kartiniku ibuku, saat ini ibuku Kartiniku sudah 83 tahun, menikmati masa pensiun dengan menunggui cucu-cucunya yang  10 itu, dari lima ora anak-anaknya. 

Di usia ibuku yang tahun ini 83 tahun masih fit, saat ini tinggal bersama ku di Jerman, berjalan-jalan dengan rolator kalau cuaca bagus. Karena pandemi tidak lagi bisa bertemu dan minum kopi atau makan siang dengan teman-teman seusianya. Tetapi ibuku memiliki tablet dan aktiv Vedio Call dengan adik-adikku yang tiga di antranya tinggal di Indonesia dan satu tinggal di Berlin. 

Video Call dengan cucu-cucunya dan saudara-saudari kandungnya di Indonesia. Ikut grupe doa rosario setiap malam secara online dengan orang-orang Katholik yang tinggal di Jerman, Belgia dan Belanda. Ibuku juga senang mendengarkan berbagai pengajaran online, oh ya masih bermain piano hampir setiap hari.

Dan kami anak-anaknya, karena kerja keras ibu, kami mendapatkan pendidikan yang cukup dimana biaya pendidikan di Indonesia tidaklah murah. Tanpa ibu kami tidak akan mampu membayar biaya kuliah kami. Tanpa mengecilkan gaji dosen bapak kami.

Tuhan juga beri kami suami dan istri yang sungguh mencintai kami, kami yakini sebagai tangan panjang Tuhan untuk memeluk dan membelai kami. Saya yang dulu pemarah, mudah tersinggung dan keras kepala Tuhan ubah, setelah diberi suami yang sungguh menerima saya seperti apa adanya, dicintai seperti apa adanya.  Karena dicintai dan diterima, saya berubah seperti sekarang ini.

Tuhan juga karuniai dua putra yang sehat dan ganteng pada kami. Tuhan juga ijinkan saya mengasuh dan membesarkan anak-anakku sendiri tanpa pertolongan pembantu dan pengasuh, tetapi ditolong Kartiniku ibuku sendiri dan ibu mertuaku, tentu saja suamiku. 

Aku sungguh bersyukur karena anugerah Ibuku Kartiniku yang hebat. 

Oh ya setelah anak-anak masuk Taman kanak-kanak aku bekerja part time di supermarket di kampungku. Akupun bekerja rajin seperti ibuku, bahkan saat aku mengandung anak ke duaku aku terus bekerja sampai bulan dimana aku harus cuti tanpa minta libur ektra karena kehamilan. Sampai Chef ku bilang "Frau Assenheimer, Sie sind die Einzige schwangere Mitarbeiter die bist zum schluss arbeiten" . "Ibu Assenheimer, anda satu-satunya pegawai yang bekerja sampai hari terakhir sebelum cuti hamil" Ya aku selalu mengingat ibuku, bahwa kehamilan bukan penyakit, ibuku juga berkarya dan tetap menolong kelahiran meskipun hamil.

Selamat hari Kartini.      

dokpri
dokpri
         

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun