Lebih menyenangkan lagi karena ibu Ayala, Guide kami berbahasa Indonesia dengan baik sekali dan berbahasa Jerman dengan baik sekali pula. Jadi menerangkan segala sesuatu dengan bahasa Indonesia dan Jerman.
Dan kamipun menuju bus kecil yang nyaman lengkap dengan Wland atau Wifi dengan sopir orang berkebangsaan Palestina. Sopir bus bilang perjalanan dari Tel Aviv menuju Danau laut mati perjalanan yang menurun karena danau laut mati berada 400 meter di bawah permukaan laut. Â
 Sepanjang jalan Ibu Aylaya menceritakan tempat-tempat yang kami lewati, kesan saya Israel negri yang modern, bersih mirip Eropa.
Perjalanan dari Bandara Ben Gurion menuju Laut Mati melewati pegunungan Yudea, padang gurun dan pegunungan kemerahan yang tandus tapi tetap  indah menawan. Hari sudah mulai gelap yang tampak hanya kerlap-kerlip lampu dari kejauhan.Â
Sesampai di hotel langsung mandi dan makan malam, makanan orient, di mana banyak salat lengkap dengan daun-daun bumbu yang sedap, seperti daun mint, petersili dan lain-lain.Â
Tentu saja dengan daging kambing, sapi ayam dan roti bundarnya, mirip roti pitanya orang Yunani. Aku bayangkan mungkin roti bundar ini yang sering disebut-sebut dalam kitab suci.
2. Hari kedua Laut Mati, Qumran, Maount of Temptation atau bukit Pencobaan dan Nasareth.
2.1 Laut Mati
Bangun tidur dan membuka gorden jendela......wow..indahnya, di sebelah kiri hamparan laut Mati di sebelah kanan pegunungan Judea tandus tanpa tanaman kemerahan tapi begitu menawan.Â
Pagi ini kami merasakan asinnya laut mati dan mengapung di laut yang kadar garamnya begitu tinggi, sehingga saya yang tidak bisa berenangpun terapung. Kami juga merasakan kelembutan lumpur laut mati yang terkenal untuk perawatan kencantikan sejak jaman Cleopatra.