Mohon tunggu...
Theresia Dwi Handayani
Theresia Dwi Handayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - UAJY

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Penggiat Daur Ulang Paste Lab Berhasil Ubah Sampah Jadi Produk Nilai Guna Tinggi

14 September 2023   09:05 Diperbarui: 14 September 2023   09:36 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto Pribadi. Keterangan: Paste Lab, Yogyakarta

Yogyakarta, 14 September 2023 -- Bukan sulap bukan sihir, tertarik dengan proses pengolahan sampah plastik? Yuk! kenalan lebih dekat dengan Paste Lab yang berlokasi di Yogyakarta.

Sumber: Foto Pribadi. Keterangan: Flakes (kiri) bahan baku yang akan diproses menjadi tatakan gelas (kanan)
Sumber: Foto Pribadi. Keterangan: Flakes (kiri) bahan baku yang akan diproses menjadi tatakan gelas (kanan)

Lingkungan semakin terancam menimbulkan keresahan masyarakat terhadap banyaknya sampah plastik di dunia. Saat ini, sampah plastik bisa diolah menjadi produk bernilai seni dan ekonomi tinggi. Hal itu diwujudkan oleh lima orang pemuda yang mendirikan usaha rintisan bernama Paste Lab. Mereka berinovasi dengan memanfaatkan limbah tutup botol plastik untuk menciptakan produk yang unik dan berguna seperti tatakan gelas, casing handphone, jam dinding, kacamata, hingga kursi goyang. Menarik sekali bukan?

Rifqi Dwantara (28) beserta teman-temannya, terus konsisten mewujudkan aksi zero waste untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi barang baru yang bermanfaat dan tentunya eye catching. Berawal dari nongkrong bareng, sekumpulan anak muda itu kini sukses menjadi perintis yang tergabung dalam Paste Lab. Awalnya diberi nama Plustic, namun dirasa kurang menarik mereka mengubahnya menjadi Paste Lab singkatan dari Plastic Waste Laboratory. Enam pemuda tersebut bertugas di bidangnya masing-masing lho, Rifqi Dwantara sebagai pendiri atau founder, Dhemi bertugas branding Paste Lab di media sosial, Kevin bertugas di bidang finance, dan Kelvin bertugas dalam persediaan bahan baku.

Berbagai kendala telah mereka lalui saat melakukan riset pada tahun 2020 sampai 2022. Alat pengolahan yang mahal membatasi produksi awal dari Paste Lab saat itu. Sebelum berlokasi di rumah produksi seperti sekarang ini, produksi awal Paste Lab memakai tempat, alat dan bahan seadanya. Paste Lab mendapatkan bahan baku dari pengepul sampah di Yogyakarta, mereka juga bekerja sama dengan merek kosmetik ternama untuk mendapatkan bahan baku.

Bukan sembarang sampah plastik, Paste Lab memilah sampah plastik berdasarkan jenisnya seperti HDPE dari tutup botol plastik yang memiliki durabilitas baik untuk produk agar tidak mudah pecah saat jatuh dan tahan banting. Proses produksi tahap pertama, mereka melakukan sortir berdasarkan jenis dan warnanya, karena daur ulang sampah plastik yang berbeda jenis itu tidak bisa dijadikan satu proses. Tahap selanjutnya mereka harus mencuci dulu sampah sampai bersih, lalu setelah itu masuk ke mesin pencacah menjadi flakes. Selanjutnya proses pembuatan peleburan flakes dengan suhu tertentu di cetakan yang sudah disesuaikan dengan produk yang diinginkan. Setelah selesai, masuk ke proses press agar dapat produk yang sempurna. Tak ketinggalan, raw product dan proses finishing pun juga dilakukan. "Jadi sebenernya proses daur ulang plastik itu lumayan panjang, kita itu memilih produk yang kita bikin itu, karena itu yang paling capable untuk kita bikin sekarang dengan kapasitas produksi kita yang sekarang, mungkin nilai uniknya adalah ketika warnanya itu estetik gitu menarik, eye catching," ujar Rifqi kepada tim PNJ, Jumat (9/7).

Tingginya permintaan produk mengharuskan Paste Lab hanya melayani permintaan produk dalam kuantitas besar dibandingkan permintaan pembeli retail. Paste Lab menargetkan pemasaran mereka pada perusahaan-perusahaan besar, hal tersebut bukan tanpa alasan. Menurut Rifqi Dwantara, produksi produk yang cepat dan simple lebih mudah dilakukan apabila permintaan produk dalam jumlah banyak. Selain bekerja sama dengan perusahaan besar, Paste Lab telah bekerja sama dengan sesama penggiat daur ulang dan puluhan pemulung dalam membuat sistem distribusi sampah plastic menjadi lebih efisien dan menguntungkan semua pihak. Mereka telah berhasil mendaur ulang puluhan ton sampah plastik dan telah dikirim ke seluruh penjuru tanah air.

Kita bisa melihat logo Paste Lab pada saat mendatangi Sociolla yang berada di mall besar seperti Ambarukmo Plaza Yogyakarta. Sociolla bekerja sama dengan Sukin dan juga Paste Lab untuk membuat program penukaran sampah bekas skincare di Sociolla menjadi poin SOCO. Kolaborasi tersebut sangat membantu Paste Lab untuk lebih dikenal namanya oleh banyak orang. Sociolla membantu Paste Lab dengan menyortir sampah bekas skincare atau make up customer, lalu disortir dan akan diolah Paste Lab. Kerja sama tersebut dilakukan melihat tingginya para pecinta kecantikan pada Sukin x Sociolla Recycling Station untuk mengurangi sampah kecantikan dengan mudah dan nyaman. Melalui kolaborasi tersebut, secara positif mendorong kebiasaan mendaur ulang dan meningkatkan kesadaran yang bermakna untuk melestarikan bumi. Paste Lab telah mengadakan Workshop dan Training di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, kedepannya mereka akan lebih banyak mengadakan kegiatan tersebut di lebih banyak tempat. Keresahan para perintis Paste Lab terhadap lingkungan terutama ditutupnya TPA Piyungan akibat darurat sampah di Yogyakarta tahun 2020, telah berhasil terwujud dalam produk dan karya Paste Lab.

Ketika kita menyambangi rumah produksi Paste Lab yang berada di Yogyakarta, terlihat bahwa Paste Lab memiliki ketersediaan bahan baku produksi yang melimpah. Kita juga bisa melihat proses produksi yang dilakukan untuk mengubah sampah menjadi barang dengan nilai guna yang tinggi. Ingin tahu lebih banyak tentang Paste Lab, kita bisa bertanya langsung kepada perintis Paste Lab salah satunya Rifqi Dwantara (28). Di rumah produksi Paste Lab, kita berkesempatan untuk melihat hasil produksi Paste Lab berbentuk barang yang tentunya familiar dalam kehidupan kita sehari-hari. Seperti tatakan gelas, phone case, phone stand, gantungan kunci, kacamata, jam dinding, hingga kursi goyang.

Semua produk sampai furniture dibuat secara made by order, karena saat memproduksi barang Paste Lab tidak ingin terburu-buru. Supaya kualitas yang dihasilkan produk tetap terjada dengan baik. Paste Lab membuat produk dengan warna yang menarik dan tampil kekinian, sehingga dapat menarik minat anak muda. Supaya tampil pede meskipun pakai barang dari hasil daur ulang sampah di Paste Lab. Harga produk yang ditawarkan Paste Lab, ramah dikantong pelajar atau mahasiswa karena kita bisa memberi produk Paste Lab mulai dari kisaran 20 ribu rupiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun