Nyanyian ziarah. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita. Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya (Mazmur 126).
Kompasianer yang terkasih, Mazmur 126 merupakan doa dan harapan bangsa Israel ketika mereka berada di pembuangan di negeri Babel. Kerinduan mereka di dalam doanya yaitu:
1. Pemulihan Sion atau Yerusalem, tempat Bait Allah berada.
Kerinduan terbesar bangsa Israel adalah pemulihan Bait Allah agar mereka dapat kembali beribadah kepada TUHAN seperti pada saat sebelum mereka ditawan. Orang Israel, khususnya Yehuda, akhirnya menyadari bahwa hidup jauh dari TUHAN telah menjadi sumber dari kesengsaraan kehidupan mereka.
2. Pemulihan batang air kering di Tanah Negeb.
Orang Israel membutuhkan lahan yang subur untuk mereka dapat bekerja. Mereka percaya hanya TUHAN yang dapat memulihkan tanah yang kering menjadi tanah yang subur kembali. Mereka kembali disadarkan bahwa tanah Kanaan yang subur adalah pemberian Allah, di mana mereka telah menikmati hasil yang berkelimpahan sebelum mereka tertawan.
Akhirnya doa mereka terkabul! TUHAN membebaskan Israel dan memulangkan mereka ke tanah perjanjian. TUHAN telah memulihkan Sion atau Yerusalem dan memulihkan batang air di tanah Negeb. Bangsa Israel dapat bersorak-sorai setelah sekian lama mencucurkan air mata. TUHAN telah mengubahkan nasib buruk menjadi nasib baik, penghukuman menjadi pembebasan, kutuk menjadi berkat. Haleluyah!
Dari Mazmur 126, pesan pokoknya ialah: di dalam doa umat untuk memohon pemulihan, utamakanlah pemulihan rohani yaitu pemulihan hubungan dengan TUHAN. Terakhir, barulah umat memohon pemulihan jasmani, termasuk pemulihan ekonomi, dan lain sebagainya. Kebutuhan utama umat adalah TUHAN itu sendiri, kekayaan hanyalah anugerah-Nya (Ulangan 8:18).
Orang Israel pernah memiliki segalanya secara materi, namun mereka kehilangan persekutuan dengan TUHAN dan akhirnya mereka sadari di Babel, bahwa betapa sia-sianya hidup tanpa TUHAN. Kehilangan harta kekayaan ternyata tidak sebanding dengan penderitaan yang dialami akibat kehilangan waktu untuk beribadah dan ketidaksetiaan kepada TUHAN. Bagaimana dengan kita?
Demikian pelajaran dan renungan Alkitab pada hari ini, sampai jumpa lagi pada tulisan berikutnya. Selamat beraktivitas, Tuhan Yesus memberkati. Haleluyah!