Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Modal Nekat Doang Bisa Ambyar (Pelajaran dari Kegagalan Israel)

25 November 2022   15:08 Diperbarui: 25 November 2022   15:17 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi prajurit yang tersungkur kalah. Sumber: Pixabay / jaymethunt

"Setelah Musa menyampaikan perkataan ini kepada semua orang Israel, maka berkabunglah bangsa itu dengan sangat. Dan keesokan harinya bangunlah mereka pagi-pagi hendak naik ke puncak gunung sambil berkata: "Sekarang kita hendak maju ke negeri yang difirmankan TUHAN itu; memang kita telah berbuat dosa." Tetapi kata Musa: "Mengapakah kamu hendak melanggar titah TUHAN? Hal itu tidak akan berhasil. Janganlah maju, sebab TUHAN tidak ada di tengah-tengahmu, supaya jangan kamu dikalahkan oleh musuhmu, sebab orang Amalek dan orang Kanaan ada di sana di depanmu dan kamu akan tewas oleh pedang; dari sebab kamu berbalik membelakangi TUHAN, maka TUHAN tidak akan menyertai kamu." Meskipun demikian, mereka nekat naik ke puncak gunung itu, tetapi tanut perjanjian TUHAN dan Musa juga tidaklah meninggalkan tempat perkemahan. Lalu turunlah orang Amalek dan orang Kanaan yang mendiami pegunungan itu dan menyerang mereka; kemudian orang-orang itu menceraiberaikan mereka sampai ke Horma." (Bilangan 14:39-45)

Kompasianer yang terkasih, kata siapa bangsa Israel tidak bisa kalah dari bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal TUHAN? Meskipun status Israel adalah umat perjanjian, tetapi ketika mereka maju berperang hanya dengan modal nekat doang, ya ambyarlah mereka.

Demikian juga dengan kita umat Perjanjian Baru, jangan mengira dengan KTP beragama Kristen, memakai kalung salib, atribut dan simbol Kristen lainnya, maka kita pasti selalu berhasil dan tidak mungkin gagal. Untuk itu, mari kita belajar dari kegagalan orang Israel di tangan orang Amalek dan orang Kanaan. Apa sajakah itu?

1. Tuhan ada, tapi dianggap tidak ada

Hal pertama, sepuluh dari dua belas pengintai Israel membesar-besarkan kekuatan musuh dan mengecilkan kekuatan umat Tuhan (Bil. 13:27-29, 31-33). Yang kedua, umat Israel memberontak dengan menyalahkan Tuhan dan menolak Musa sebagai pemimpin mereka (Bil. 14:1-4).

Yang ketiga, Tuhan murka dan menghukum umat Israel yaitu generasi pertama yang keluar dari Mesir dengan melihat tanda-tanda mujizat, bahwa mereka tidak akan masuk ke tanah Kanaan (Bil. 14:11-12, 20-38). Mereka tidak percaya, bahwa Tuhan ada di tengah-tengah mereka untuk menang dan memasuki tanah perjanjian.

2. Tuhan tidak ada, tapi dianggap ada

Hal pertama, umat Israel berkabung setelah mendengar murka dan penghukuman Tuhan dari Musa, tetapi bukan pertobatan yang sungguh-sungguh (Bil. 14:39). Kedua, umat Israel terlalu percaya diri dengan tekad untuk maju berperang berdasarkan janji Tuhan (Bil. 14:40).

Ketiga, Musa dengan tegas menyatakan tindakan mereka justru kembali melanggar titah Tuhan dan musa memperingatkan, bahwa mereka akan kalah jika maju berperang karena Tuhan tidak ada di tengah-tengah mereka (Bil. 14:41-43).

Keempat, umat Israel tetap nekat berperang tanpa tabut perjanjian Tuhan (yang melambangkan kehadiran Tuhan), dan tanpa Musa yang memang menolak aksi tersebut (Bil. 14:44). Kelima, aksi konyol itu mengakibatkan orang Amalek dan orang Kanaan turun dan mengalahkan serta menceraiberaikan orang Israel (Bil. 14:45). Orang Israel tidak percaya bahwa Tuhan tidak ada di tengah-tengah mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun