Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir (Kejadian 45:4-8).
Kompasianer yang terkasih, setelah belajar dari tiga seri sebelumnya tentang Yusuf bin Yakub, seri yang menjadi epilog ini akan membahas tentang bagaimana akhirnya Yusuf mengerti, mengapa ia selalu mengalami ketidakadilan dalam hidupnya padahal ia mempunyai mimpi dari Allah yang begitu indah.Â
Hal ini juga yang mungkin menjadi pergumulan kita selama ini. Untuk itu, mari kita review kembali kisah Yusuf yang berada di empat tempat berbeda secara singkat agar kita dapat belajar dari situ.
I. Yusuf di rumah ayahnya
Ia biasa menggembala kambing domba milik ayahnya (Kej. 37:2), dan ia merupakan anak kesayangan ayahnya (Kej. 37:4). Ia mempunyai mimpi yang luar biasa dari Allah yang diceritakan kepada kakak-kakaknya dan akhirnya diceritakan juga kepada ayahnya, Yakub (Kej. 37:5-10). Ketika kakak-kakaknya berbuat kejahatan, ia yang menjadi tukang lapor hal itu kepada ayahnya (Kej. 37:2).
Ketidakadilan yang Yusuf terima: Pertama, ia sangat dibenci oleh kakak-kakaknya (Kej. 37:4, 5, 8). Kedua, ia dicemburui oleh kakak-kakaknya oleh karena mimpinya yang luar biasa itu (Kej. 37:11). Ketiga, kakak-kakaknya berencana membunuhnya (Kej. 37:18-20). Keempat, ia tidak jadi dibunuh, tetapi dijual kepada orang Midian yang kemudian menjualnya lagi kepada Potifar sebagai budak di Mesir (Kej. 37:27-28, 36).
II. Yusuf di rumah Potifar
Ia bekerja sebagai budak yang selalu berhasil karena Tuhan yang menyertainya (Kej. 39:2). Sebab itulah ia menjadi kesayangan Potifar yang memberinya kepercayaan dan kuasa atas seisi rumahnya dan Tuhan memberkati semua aset Potifar karena dirinya (Kej. 39:3-6a). Meskipun ia digoda secara seksual oleh isteri Potifar, namun ia berhasil menolak dan melarikan diri dari sang nyonya (Kej. 39:7-12). Di Mesir, ia menunjukkan rasa takutnya akan Allah dan rasa hormatnya kepada Potifar (Kej. 39:8-9).
Ketidakadilan yang Yusuf terima: Pertama, ia difitnah oleh isterinya Potifar dengan tuduhan percobaan rudapaksa (Kej. 39:13-18). Akhirnya, ia dipenjara oleh Potifar di tempat para tahanan raja atau pejabat istana (Kej. 39:19-20).
III. Yusuf di dalam penjara