Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh; kemudian Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh, menurut nama anaknya (Kejadian 4:17).
Setelah Yared hidup seratus enam puluh dua tahun, ia memperanakkan Henokh. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah (Kejadian 5:18, 24).
Kompasianer yang terkasih, kali ini kita akan belajar dari dua cabang keturunan Adam. Menarik, karena pembahasan kita tentang dua orang yang bernama sama yaitu Henokh. Henokh yang pertama adalah anak dari Kain, anaknya Adam. Jadi, Henokh bin Kain adalah keturunan ketiga atau cucunya Adam. Henokh yang kedua adalah anak dari Yared, keturunan Adam yang keenam. Jadi Henokh bin Yared adalah keturunan Adam yang ketujuh (Yud. 1:14). Yuk, dibahas satu per satu.
I. Â Henokh bin Kain
Tidak jelaskan Henokh bin Kain hidup sampai umur berapa, demikian juga dengan Kain dan keturunannya yang lain. Tidak ada catatan tentang Henokh bin Kain hidup bergaul dengan Allah. Kain, bapanya, mendirikan sebuah kota yang dinamakan Henokh, menurut nama anaknya. Apa yang dilakukan Kain jelas menunjukkan perlawanannya kepada Tuhan. Perlawanan macam apakah itu?
Kain seharusnya menjadi pengembara di bumi akibat penghukuman Tuhan atas pembunuhan yang dilakukan Kain kepada Habel, adiknya (Kej. 4:10-12). Jadi, kota dengan nama Henokh menjadi pusat kekuatan dan perlindungan Kain dari ancaman musuh, padahal Allah telah menjamin keselamatan Kain dengan memberikannya tanda khusus agar ia tidak dibunuh orang yang bertemu dengannya (Kej. 4:13-16).
 Dengan demikian, Henokh bin Kain pasti mewarisi sifat pemberontakan dan penolakan terhadap Tuhan dari bapanya. Ini dibuktikan dengan Henokh dan keturunan selanjutnya dituliskan tidak pernah memanggil nama Tuhan; mereka total sekuler.
II. Â Henokh bin Yared
Henokh tercatat hidup tiga ratus enam puluh lima tahun sampai ia diangkat oleh Allah (Kej. 5:23-24). Henokh adalah orang yang hidup bergaul dengan Allah seumur hidupnya (Kej. 5:22, 24). Pengenalan akan Allah tersebut pastilah terpatri setelah adanya ibadah umum untuk memanggil nama Tuhan yang diprakarsai oleh Enos, anak Set, cucunya Adam (Kej. 4:25-26). Enos adalah sepupunya Henokh bin Kain.
Pengenalan akan Allah secara umum kemudian dilanjutkan oleh Henokh bin Yared menjadi hubungan yang sangat personal yang disebut 'bergaul dengan Allah.' Bergaul dari teks Ibrani diterjemahkan dengan 'berjalan', yang dalam konteks ayat ini menunjukkan keintiman atau persahabatan antara Henokh dengan Allah. Naik turunnya kehidupan Henokh jalani bersama dengan Allah sehingga Henokh dikatakan berkenan kepada Allah (Ibr. 11:5).