Mohon tunggu...
Thedy H. Subkhan
Thedy H. Subkhan Mohon Tunggu...

Domba Berbulu Serigala

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3 Orang Buta dan Gajah

7 Februari 2011   13:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:49 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingat ! Apapun sebuah opini yang dipublikasikan, terutama terkait masalah Agama, tanpa didasari ilmu yang memadai akan menciptakan keresahan publik, gejolak, bahkan mungkin yang lebih parah adalah peperangan.

Bagi saya pribadi, opini pepesan kosong tersebut hanya sebuah tulisan konyol dari orang yang sok tahu, Sok berilmu, padahal opininya seperti kentut, bau dan dihindari. Jika ketahuan siapa yang membuat ” kentut” tersebut, pasti digebugi..KOPLAK.

Maka manusia yang berotak, ada kisah buat anda tentang 3 orang buta dan gajah, simak dan renungkan, apakah anda sudah layak membuat sebuah opini terkait agama.

Alkisah, hiduplah di desa terpencil 3 orang buta yang sangat akrab sekali. Ketiga orang buta ini belum pernah sekali mendengar apapun tentang seekor gajah, sehingga pengetahuan mereka tentang seekor gajah Nol potol. Pengetahuan mereka tentang binatang hanya sebatas yang ada di sekitarnya, seperti ayam, kambing, sapi, dan ular.

Pada suatu hari ketiga orang buta ini ingin sekali melihat bentuk gajah. Karena itu, tanpa pikir panjang mereka pergi ke kandang gajah. Sesampainya di kandang gajah mereka langsung memegang gajah, ada yang memegang ekor, ada yang memegang kaki, ada juga yang memegang kuping gajah. Mereka memegang, meraba-raba untuk mengenal dan mengetahui bentuk gajah tersebut.

Setelah puas akhirnya mereka pulang. Di tengah jalan terjadi perdebatan antara ketiga orang buta tersebut. Mereka bersitegang tentang bentuk gajah; orang buta pertama mengatakan : " gajah itu seperti ular ! panjang..! " . Demikian pendapatnya, karena pada waktu di kandang gajah ia memegang ekor gajah. " kamu salah !", kata orang buta yang kedua : " gajah itu kayak pohon kelapa , bulat, besar dan tinggi ! ", katanya. Dia berpendapat begitu karena yang ia pegang pada waktu itu adalah kaki gajah. "Kamu berdua salah semua ! ", kata orang buta yang ketiga : " yang benar gajah itu kayak payung !, teriaknya. Dia merasa benar karena yang ia pegang adalah kuping gajah. Mereka terus berdebat sepanjang jalan dan hampir terjadi adu jotos.

Sebagai tambahan, ketiga orang buta tersebut bukan dari Indonesia (bahasa telah ditranslate), berdebat tentang perbedaan pendapat, ga ketemu jalan keluar, dan akhirnya saling memaki dan adu jotos. Indonesia ga gitu dech...

Balik lagi ke 3 orang tersebut. Ketika mereka bertengkar, lewatlah orang yang tidak buta dan kepalanya agak botak (biasanya orang botak kan pintar) : " Ada apa kalian ribut-ribut, pakai beranten segala ?", tanyanya." Kami orang buta, baru dari kandang gajah ", kata orang buta yang pertama. Diterangkanlah kepada orang tadi maksud mereka ke kandang gajah, dijelaskan dari A sampai Z, sehingga akhirnya mereka bertengkar. " Oh begitu ya !”, kata orang tersebut. “ kalian semua benar, hanya saja tidak sempurna. ", kata orang yang baru lewat. Maka dijelaskanlah ke ketiga orang buta tersebut, bentuk sempurna dari seekor gajah, sehingga mereka paham dan berhenti bertengkar.

Manusia memang selalu ingin menang sendiri, dalam melihat suatu kebenaran selalu dipandang dari persepsi pribadi masing - masing , keegoannya mononjol, sehingga kebenaran menjadi kabur. Dibutuhkan sikap bijak untuk memaknai sebuah opini, pendapat terkait agama. Jangan membuat Bid’ah, pengetahuan akan ilmu agama masih cetek tapi berani membuat sebuah pernyataan agama

. Semoga kisah singkat ini memberikan sedikit pencerahan kepada kita semua, khususnya dalam memandang pernyataan agama yang selalu ada tanpa batas ruang dan waktu. Terkadang ada orang yang selau menganggap diri mereka benar sendiri dan mengabaikan pendapat orang lain.

Baiklah manusia yang berotak, jangan tonjolkan naluri dan nafsumu.

Banjarbaru, 7 February 2011 (Bersama istri dan anak)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun