Kepada Engkau,
Tak terasa hampir 3 tahun tidak berjumpa. Mungkin karena satu dan lain hal hingga membuat kita terjarak.
Jika boleh memilih, tentu bersamamu adalah sebuah kebahagiaan. Namun kehendak tak selamanya bisa terwujud dalam asa.
Bolehkah aku merindu? Kepada siapa aku merindu?
Bolehkah aku merajuk? Kepada siapa aku merajuk?
Entahlah sepertinya aroma khas kopi tumbuk masih tercium ketika kita berbincang. Bermacam topik seputar politik, kisah masa lalu, sosial budaya hingga mimpi masa depan tak pernah kita lewatkan.
Sejujurnya aku rindu masa itu. Kepada siapa aku merindu? Bolehkah aku merindu?
Entahlah sepertinya malam ketika kita bersua duduk diatas kursi bambu, masih saja terasa hangat. Berbagai petuah engkau sampaikan, melalui tutur kata yang berirama.
Sejujurnya tak ada kantuk kala itu. Kepada siapa aku merajuk? Bolehkah aku merajuk?
Parau suaramu masih saja terngiang di telinga. Meskipun tak merdu, tapi cukup menenangkan jiwa yang gelisah.
Ketika Ramadan biasanya kita berbuka bersama. Malam hari kita berdebat soal ideologi.Â